Telah berpulang ke rahmatullah bapak H. Abd. Kadir Parewe, Jum’at 21 Januari 2011. Heningnya suasana Maghrib disaat ummat ini khusyuk dalam sujud menghadap Ilahi Rabbi berubah menjadi suasana yang mengharubiru disertai derai air mata kesedihan. Seorang hamba yang sedang bermuwajahah kepada Rabb nya, memanifestasi rasa cinta berwujud dalam kepatuhan menghadapkan wajah dan hatinya kepada Rabbnya. Dengan khusyu’ dan tadarru’ ia menemui Allah SWT dalam waktu yang telah ditentukan oleh-Nya. Karena cinta dan kerinduan pulalah pertemuan dengan Allah Jalla Jalaluhu adalah pertemuan yang senantiasa dinantikan. Belum usai shalat maghrib tertunaikan, pada bilangan rakaat ke dua, tubuh yang rapuh itupun lunglai tak berdaya. Telah berpisah antara ruh dan jasad. Sejatinya kembali kepada Sang Pencipta, Inna lillahi Wa Inna ilaihi Rojiun. Di Usia 84 tahun, beliau kembali menghadap-Nya dalam senyum kebahagiaan. Tepatlah perkataan para Ulama, Di dunia ini tidak ada waktu yang menyerupai waktu yang seperti di surga kecuali apa yang dirasakan oleh orang-orang shaleh di dalam hati mereka akan kenikmatan bermunajat kepada Rabb mereka.”
Sosok H. Abd. Kadir Parewe bagi masyarakat Sulsel pada umumnya dan kota Maros pada khususnya sangatlah familiar. Lelaki sepuh kelahiran 1927 memang dikenal sebagai sosok Ulama, tokoh masyarakat, mantan ketua DPRD dari partai Syarikat Islam / Masyumi dua periode dalam usia yang relatif masih muda yakni di usia 35 tahun. Atas prestasi dan kiprahnya, penghargaan Celebes Award pernah disandangnya pada tahun 2007 silam.
Kepergian beliau mendapat perhatian dari semua kalangan. Nampak pada prosesi pemakaman beliau di Jl. Bambu Runcing Maros, ramai orang datang melayat. Diantara mereka hadir Bupati Maros, pimpinan dan anggota DPRD, politisi, pengurus OKP, para ulama dan tidak terkecuali para aktivis Islam.
Bagi Hizbut Tahrir Sulsel almarhum termasuk salah satu sosok orang tua yang penuh keteladanan. Almarhum menjadi muayyid sejak tahun 2001, dan sejak itu beliau aktif menghadiri kegiatan-kegiatan yang diadakan Hizbut Tahrir baik yang lokal maupun nasional hingga level internasional. Di beberapa kesempatan beliau (alm.) kerap di daulat sebagai pembicara / narasumber, salah satunya ketika beliau menjadi pembicara di Konferensi Ummat Islam Sulsel tahun 2010 lalu. Salah satu event yang tidak mungkin beliau lupakan adalah pengalaman beliau ketika menghadiri MUN tahun 2008 silam. Meski dalam keadaan sakit, beliau dalam pengakuannya merasa sehat dan muda kembali, gelora jiwa mudanya terbakar oleh ghirah keislaman dan ruh perjuangan ketika itu.
Komitmen almarhum dalam perjuangan menegakkan Syariah dan Khilafah tidak diragukan lagi. Dan bersama Hizb beliau membuktikannya. “Beliau di banyak kesempatan selalu mengkritik demokrasi sebagai sistem kufur, Sementara aktivitas bergabung dengan parpol-parpol peserta pemilu juga suatu perkara yang haram” cerita ustadz Shabran Mujahidin mengenang almarhum. “Hanya karena usia beliau sudah tua dan sakit-sakitan lah yang menghalangi beliau bergabung sebagai anggota Hizbut Tahrir” lanjut Ustadz Shabran.
Ustadz Shabran Mujahidin Selaku ketua DPD I HTI Sulsel mewakili Syabab Hizbut Tahrir Sulsel mengucapkan bela sungkawa atas kepergian almarhum bapak H.Abd. Kadir Parewe, Pejuang Syariah dan Khilafah [ ]( Aulia Yahya, LI DPD I HTI Sulsel)
—-
KELUARGA BESAR HTI MENYATAKAN TAKZIYAH atas Wafatnya Bapak H. Abd. Kadir Parewe.
Dengan iringan doa:
Allahummaghfirlahu warhamhu wa ‘afihi wa’fu ‘anhu wa akrim nuzulahu wa wassi’ madkhalahu waj’al al-jannata maswahu bi rahmatika ya Arhama ar-Rahimin, waj’al ahlahu min as-shabirina
ikut berbela sungkawa atas wafatnya mutiara umat Bapak H. Abd. Kadir Parewe. Semoga amal kebaikan beliau diterima di sisinya dan keluarganya di beri kesabaran.
semoga semngat kita yang muda-muda ini,tidak kalah dengan beliau untuk memperjuangkan Syariah dan Khilafah. Allahu Akbar!