Presiden Hosni Mubarak telah memimpin Mesir selama 30 tahun. Sebagian orang menuding dia telah menimbun kekayaannya di sejumlah negara. Lantas, berapa jumlah kekayaan Mubarak dan keluarganya selama tiga dekade berkuasa tersebut?
Menurut harian Alkhabar, Selasa (1/2/2011), jumlah kekayaan Mubarak dan keluarganya mencapai sekitar US$ 40 miliar atau sekitar Rp 360 triliun. Kekayaan Mubarak dan keluarganya tersebut disimpan dalam beberapa rekening dan properti di Amerika Serikat, Inggris dan Jerman.
Suzanne, istri Mubarak, kabarnya telah menjadi anggota klub milyuner sejak tahun 2000. Selain rekening-rekening, Suzanne memiliki properti di pusat kota-kota besar di Eropa seperti London, Frankfurt, Madrid, Paris, dan Dubai. Kekayaan ibu negara Mesir itu diperkirakan antara US$ 3-5 miliar.
Mubarak dan Suzanne memiliki dua anak. Putra pertama, Alaa Mubarak memilih berkarir di perbankan. Pria itu itu memiliki sejumlah properti senilai US$ 8 miliar termasuk properti di Los Angeles, Washington dan New York. Kabarnya dia juga memiliki dua kapal pesiar senilai 60 juta euro.
Putra kedua Mubarak, Gamal Mubarak mempunyai nilai kekayaan hingga US$ 17 miliar. Selain memiliki rekening, sekjen parta berkuasa, Democratic National Party tersebut juga memiliki sejumlah properti yang tersebar di Mesir dan luar negeri.
Sedangkan Mubarak sendiri ditaksir memiliki nilai kekayaan pribadi senilai US$ 10 miliar. Kebanyakan dananya disimpan di bank-bank Amerika, Swiss dan Inggris.
Sejak berkuasa pada tahun 1981, Mubarak mampu menciptakan stabilitas di Mesir. Rahasianya, dia menjalin hubungan baik dengan negara-negara Barat dan Israel. Namun di balik stabilitas itu, korupsi, kemiskinan dan kekerasan oleh negara terus meningkat.
Mubarak yang anak seorang petani itu dilahirkan pada tahun 1928 di Desa el-Meselha Kahel. Dia tamat dari Akademi Militer pada tahun 1949. Setelah perang Arab-Israel, Mubarak diangkat menjadi Kepala Angkatan Udara Mesir. Ini menjadi pintu pertama bagi Mubarak untuk masuk ke lingkungan elit politik.
Mubarak kemudian dikenal sebagai pembantu setia Presiden Mesir Anwar Sadat. Mubarak pun ditunjuk menjadi Wakil Presiden oleh Sadat pada tahun 1975. Sejak itu Mubarak memainkan peran penting, dengan menjalin hubungan dengan negara-negara Barat. Pada tahun 1981, Sadat tewas ditembak, Mubarak naik menjadi orang nomor satu di Mesir. (detiknews.com, 1/2/2011)