بسم الله الرحمن الرحيم
Buah Kunjungan Tiran Karimov ke Brussels
Dua anggota Hizbut Tahrir menjadi syahid karena pembantaian Sang Pembantai Karimov dan NATO
Penyiksaan dan penindasan kaum Muslim di Uzbekistan terus berlanjut hanya seminggu setelah kunjungan sang tiran Islam Karimov ke Brussels. Karimov pergi ke Brussels dan bertemu dengan Sekretaris Jenderal NATO, Anders Fogh Rasmussen, Presiden Komisi Eropa, José Manuel Barroso, dan Komisaris Energi Uni Eropa, Gunther Oettinger. Kunjungannya mendapatkan sambutan hangat dan mereka berjanji untuk memberikan lebih banyak bantuan keuangan sebagai apresiasi atas usahanya dalam memerangi terorisme.
Kurang dari seminggu setelahnya, administrasi penjara Yaslik yang terkenal di Uzbekistan menyerahkan dua mayat anggota Hizbut Tahrir – satu berasal dari kota Andijan dan yang lainnya dari kota Ferghana – dengan mengatakan bahwa mereka meninggal karena penyakit jantung.
Adminstrasi Penjara Yaslik juga secara acak memperpanjang masa tahanan dari anggota-anggota lain yang masa penahanannya hampir berakhir. Salah satu anggota, Shukrullah, dihukum enam belas tahun lagi, sementara yang lain, Shaukat, diberikan tambahan tiga tahun, dan keduanya dipindahkan ke sebuah penjara mantan-penjahat.
Di penjara lain seperti Navoi, administrasi penjara itu sudah mulai memberikan obat kepada para tahanan anggota obat Hizbut Tahrir dan kemudian memaksa mereka untuk mengambilnya di depan penjaga penjara. Obat-obatan yang tertulis ‘buatan Amerika’ di labelnya menyerupai adonan roti pada warna dan bentuknya. Para tahanan mencatat bahwa siapa pun yang minum obat itu lebih dari sekali akan mulai kehilangan kekuatan dan kemampuan sensorik hari demi hari. Diantara para tahanan itu adalah mereka yang telah hafal Al-Qur’an yang mulia, yang mereka hafal selama mereka tinggal lama di penjara.
Juga telah dicatat bahwa banyak tahanan yang kehilangan kekuatan dan kemampuan sensoriknya, dan kehilangan kewarasannya. Mereka kemudian dipindahkan ke rumah sakit-rumah sakit milik pemerintah.
Ini hanyalah sebagian dari realitas mengerikan dari apa yang terjadi di bawah pemerintahan Karimov di Uzbekistan, suatu realitas yang dimana para pemimpin Barat sangat menyadarinya. Pemerintahan Barat belum melupakan pembantaian atas ribuan orang di Andijan pada tahun 2005. Namun mereka menutup mata terhadap kejahatan Karimov dan menjadikan itu harga dan biaya yang murah yang diperlukan untuk membayar kelanjutan aliansi mereka dengan sang pembantai itu dalam invasi Afghanistan.
Tampaknya sulit bagi mereka yang telah membangun peradaban pada pembantaian Indian Merah di Amerika, dan mereka yang terus mendukung sang tiran di Mesir, Tunisia, Pakistan dan negeri-negeri kaum Muslim lainnya selama puluhan tahun, untuk bisa mengkritik atau memutuskan hubungan dengan Karimov. Namun demikian, apakah mereka tidak punya malu sama sekali mengingat klaim mereka atas nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia yang selalu mereka gembar-gemborkan siang dan malam? Atau apakah kemunafikan merupakan suatu prinsip dasar pemikiran menjajah mereka yang mencelakakan itu?!
Dalam hal apapun, Hizbut Tahrir tidak pernah dan tidak akan bergantung pada orang-orang ini untuk apapun. Para anggotanya memiliki janji dengan Allah untuk beriman kepada-Nya dan bergantung pada-Nya. Mereka tidak akan menyesal atau menjadi lunak, degan izin Allah, dalam memerangi kezhaliman dan para pelindungnya sampai Allah SWt memberikan kemenangan kepada umat ini, dan Dia Sebaik Baik Pembebas.
كَتَبَ اللَّهُ لَأَغْلِبَنَّ أَنَا وَرُسُلِي ۚ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ
“Allah telah menetapkan: “Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang”. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa“. [QS al-Mujaadilah, 58:21]
Osman Bakhach
Direktur Kantor Pusat Media Hizbut-Tahrir
Innalillahi wa inna ilayhi raji’un, Allahumajhuma syahidayni fi sabilika waj ‘alna minhuma. Tiada perjuangan tanpa tetesan keringat dan darah. Kebatilan dan rezim kufur tidak akan bisa menghentikan revolusi kami di jalan Allah!