Talk Show Muslimah HTI: Khilafah Solusi Negara Gagal

Bogor, HTI Press. Banyak pihak menilai Indonesia negara gagal menyejahterakan rakyat. Hal itu bukan klaim tanpa dasar, karena berdasar perhitungan failed state index yang dikeluarkan Majalah Foreign Policy, pada 2010 Indonesia berada pada posisi 61 dari 177 negara di dunia. Posisi ini tidak bergeser jauh dari posisi 60 besar negara gagal pada 2007. Karena itu, butuh pemimpin dan sistem baru untuk mengganti negara gagal ini. Dan satu-satunya sistem yang menjamin kesejahteraan rakyat adalah Khilafah.

Demikian gagasan yang mengemuka dalam Temu Pembaca Media Umat yang diadakan  Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia DPD II HTI Bogor, Sabtu (12/2). Acara berbentuk talk show yang berlangsung di Gedung Kusnoto, LIPI lantai 6, Jalan Juanda Bogor itu mengambil tema “Negara Gagal Menyejahterakan Rakyat, Khilafah Solusinya”. Tak kurang 150 peserta yang terdiri dari kalangan tokoh, birokrat dan mubalighah di Kota dan Kabupaten Bogor antusias menyimak acara tersebut. Mereka adalah para pembaca setia tabloid Islam yang terbit dua minggu sekali itu.

Sebagai nara sumber, hadir kontributor Media Umat Kholda Naajiyah dan Rezkiana Rahmayanti dari DPP Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (UMHTI). Kholda memaparkan parameter negara disebut gagal, antara lain pemerintah pusat lemah dan tidak efektif, pelayanan publik buruk, korupsi dan kriminalitas merajalela serta ekonomi merosot. “Banyak paradoks antara kebijakan dan realitas, seperti angka kemiskinan yang diklaim hanya 31,3 juta, padahal penerima Jamkesmas mencapai 76,4 juta,” ujar ibu tiga anak itu.

Kondisi keterpurukan bangsa ini, lanjutnya, disebabkan dua hal, yakni pemimpin yang tidak amanah dan sistem sekuler-kapitalis yang terbukti rusak dan tidak menjamin kesejahteraan. “Bayangkan, dari 244 kepala daerah hasil pilkada, 148 jadi tersangka korupsi. Ini menunjukkan korupsi bukan individual, tapi karena sistem memberi peluang untuk itu,” tandasnya.

Sementara Rezkiana menjabarkan, kegagalan negara akibat penerapan sistem sekuler ini, bisa diatasi dengan mengganti demokrasi dengan khilafah. “Khilafah itu sistem yang sudah teruji selama 14 abad dan para orang Barat pun mengakui, tidak ada satupun sistem yang pernah diterapkan di dunia ini yang bisa menandingi Khilafah,” urainya.

Keunggulan Khilafah, lanjut Rezki, karena langsung bersumber dari Allah dan akan diterapkan oleh pemimpin yang amanah. “Khilafah berfungsi mengurusi rakyat dengan menegakkan syariat Islam saja, bukan yang lain. Dan ini bukan perkara pilihan, melainkan konsekuensi keimanan sebagai kewajiban yang harus diperjuangkan umat Islam,” tuturnya bersemangat.

Di akhir acara, Ketua DPD II MHTI Elis Anisah menjelaskan, adanya temu pembaca Media Umat diharapkan bisa meningkatkan kesadaran berpikir umat dengan sudut pandang Islam. “Media adalah alat pencerdasan umat, karena itu penting mengkonsumsi media yang menyajikan informasi dengan sudut pandang Islam sehingga masyarakat terdorong untuk bersama-sama berjuang menerapkan syariah dan khilafah,” tandasnya.(*)

Pembicara saat menyampaikan materi

Pembicara saat menyampaikan materi

Hilma, salah satu peserta dari Ciawi bertanya pada sesi tanya jawab

Hilma, salah satu peserta dari Ciawi bertanya pada sesi tanya jawab

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*