Perang besar-besaran yang dikobarkan pimpinan Libya, Moammar Gaddafi, terhadap demonstran langsung diterjemahkan para tentara pendukungnya di lapangan secara membabi buta. Seorang saksi mata di kota di sebelah barat kota Tripoli menyatakan, satu unit pasukan telah menghancurkan sebuah masjid yang diduga menjadi sarang para demonstran. “Menara masjid diruntuhkan,” ujarnya.
Saksi mengatakan kepada Associated Press melalui telepon bahwa beberapa demonstran, yang telah berkemah di dalam dan luar masjid telah dibunuh. “Yang masih hidup, mengalami luka parah,” ujarnya.
Saksi lain dari Zawiya menyatakan militer menggunakan roket anti-rudal dan senjata otomatis untuk menyerang pengunjuk rasa. Saksi berbicara dengan syarat anonim karena takut pembalasan dan laporan tidak dapat secara independen dikonfirmasi.
Saksi mengatakan serangan itu terjadi sehari setelah seorang pembantu Gadhafi datang ke kota itu dan memperingatkan pengunjuk rasa untuk meninggalkan kerumunan atau menghadapi pembantaian.
Ini bukan kali pertama tentara Libya menggunakan peralatan tempur untuk menghalau demonstran. Sebelumnya, pesawat perang Libya membom ibukota Tripoli Senin.
Fathi al-Warfali, aktivis Libya yang memimpin Komite Libya untuk Kebenaran dan Keadilan yang berpangkalan di Swiss, dan yang turut berdemonstrasi di depan markas besar PBB cabang Eropa di Jenewa, mengatakan “Pesawat-pesawat militer menyerang warga sipil, pengunjuk rasa di Tripoli. Warga sipil menjadi takut. Mana PBB, mana Amnesty International?” kata al-Warfali kepada Reuters.