Surat kabar Amerika, The New York Times mempublikasikan laporan (23/2) tentang antisipasi Arab Saudi, mengingat ia saat ini sedang dikelilingi oleh negara-negara yang tidak stabil, dan para sekutunya berguguran dari kursi kekuasaan setelah revolusi rakyat. Sehingga keadaan Arab Saudi menjadi semi terisolasi. Para pejabat tingginya mengungkapkan tentang kekhawatirannya bahwa Amerika sudah tidak mungkin menjadi sekutu yang bisa diandalkannya. Terutama sejak pemerintahan Presiden Barack Obama beralih memberikan dukungan kepada kelompok-kelompok yang pro-demokrasi, di mana tidak ada seseorang pun yang mampu menjamin hasilnya.
Raja Al Saud telah mengumumkan untuk pertama kalinya bahwa ia akan melakukan berbagai reformasi ekonomi dan pembangunan. Beberapa media mengutip dari sumber yang dekat dengan keluarga Al Saud bahwa ia telah membebaskan para tahanan yang melakukan aksi protes di distrik Ihsa’.
Rezim Al Saud, yang didirikan oleh Inggris delapan dekade yang lalu, dan mendapat dukungan dari Amerika telah melakukan penindasan dan teror terhadap masyarakat untuk mempertahankan eksistensinya, di sampaing telah mengeksploitasi Islam, dan sekarang terlihat begitu khawatir akan penggulingannya.
Sementara Amerika tidak akan menyesal untuk membuang apabila bonekanya sudah mulai terlihat sempoyongan. Oleh karena itu, Al Saud tampak begitu khawatir. Sedang Inggris ketika melihat kejatuhan rezim ini, maka ia akan menunggangi gelombang untuk membuat boneka baru, yang sesuai dengan situasi baru, seperti yang terjadi di Tunisia. Sehingga, ketika bonekanya, Ben Ali sedang sempoyongan, maka ia tidak menyesal untuk membuangnya, bahkan ia berusaha untuk memperkuat bonekanya yang lain.
Dalam hal ini, rezim Al Saud benar-benar telah mengumumkan berbagai tindakan yang terkait dengan peningkatkan taraf hidup di negara ini, penciptaan kondisi yang cocok untuk kepemilikan rumah, dan pembebasan pajak dari semua dana pinjaman pengembangan real estat, pemberian subsidi keuangan sementara bagi para pengangguran selama satu tahun, dan bantuan lainnya.
Rezim Al Saud berusaha untuk menutup celah-celah agar rakyat tidak melawannya, seperti yang dilakukan rakyat di Tunisia, Mesir, Libya dan lain-lainnya terhadap rezim-rezim yang serupa dengan rezim tersebut, yang semuanya berkarakteristik sama, seperti suka melakukan kejahatan, tirani, memperkosa hak, menjadi boneka penjajah, berkerja sesuai arahannya, menjalankan rencananya, di samping tidak menerapkan syariah Islam yang diyakini rakyatnya (kantor berita HT, 27/2/2011).