Kritik Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia: 1 Abad Peringatan Hari Perempuan Internasional

Kantor Juru Bicara
Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia

Nomor: 19/PN/03/11
Jakarta, 08 Maret 2011 / 12 Rabius Tsani 1432 H

Kritik Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia

1 Abad Peringatan Hari Perempuan Internasional

Demokrasi-Kapitalisme Sumber Persoalan Perempuan, Syariah-Khilafah Solusinya

Meskipun telah berlangsung 1 abad  tanggal 8 Maret diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional, namun nasib perempuan di seluruh dunia masih jauh dari kemuliaan dan kesejahteraan. Keberhasilan gerakan perempuan dalam  memperjuangkan kesetaraan gender (gender equality), hanya menghasilkan kemajuan semu dan membawa perempuan semakin terpuruk dalam kubangan persoalan.

Seringkali kemajuan perempuan diukur dari besarnya keterwakilan politik perempuan di lembaga legislatif dan partisipasinya di ranah publik,  serta kebebasannya untuk mengaktualisasikan diri tanpa diskriminasi dan batasan. Namun “kemajuan” tersebut selalu diiringi dengan  hancurnya institusi keluarga akibat tingginya angka perceraian, kerusakan moral berupa merajalelanya pornografi hingga perzinaan dan kekerasan berwujud perkosaan hingga pembunuhan terhadap perempuan. Kondisi ironis tersebut disebabkan dunia saat ini didominasi oleh sistem demokrasi-kapitalisme yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan dan mengukur segala sesuatu dengan ukuran materi.

Penerapan sistem demokrasi-kapitalisme,juga menghasilkan negara dan pemerintah yang:

1. Gagal mengentaskan perempuan dari kemiskinan dan kelaparan. Perempuan dan anak-anak menjadi korban kemiskinan dan kelaparan ekstrim akibat ketidak adilan distribusi sumberdaya ekonomi. Sepanjang 2010 hampir 1 milyar penduduk dunia kelaparan, lebih dari separuhnya adalah perempuan dan anak-anak.

2. Gagal memberikan keamanan dan ketentraman bagi perempuan. Perempuan menjadi korban perang yang harus menanggung beban sosial dan ekonomi keluarganya.  Lebih dari 1,5 juta perempuan Afghanistan adalah janda karena kerakusan AS untuk menguasai sumber energi di Afghanistan.

3. Gagal memberikan jaminan  pelaksanaan ketaatan agama  bagi perempuan. Di banyak negara perempuan dipaksa melepas kerudung dan pakaian muslimahnya serta dilarang melanjutkan pendidikannya dengan alasan integrasi dan sekuritas padahal mereka sedang menjalankan perintah agama yang diyakininya.

4. Gagal mewujudkan kehormatan perempuan. Menjamurnya industri pornografi dan tingginya pengiriman TKW hanya menunjukkan bahwa perempuan ditempatkan sebagai komoditas penghasil materi, pemuas nafsu dan semua perannya hanya dianggap penting jika bernilai materi.

Berpijak dari kegagalan sistem  Demokrasi-Kapitalisme dalam menyelesaikan problematika perempuan, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia menyerukan seluruh perempuan:

1. Meninggalkan sistem  Demokrasi-Kapitalisme dan memilih sistem Islam sebagai solusi problematika perempuan. Sistem inilah yang mampu menciptakan tatanan kehidupan yang sempurna kerena berasal dari Dzat Yang Maha Sempurna.

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا

” Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu”. (QS Al Maidah:3)

2. Memperjuangkan penerapan Islam  secara komprehensif dengan tegaknya Khilafah Islamiyah. Khilafah lah  yang akan menjamin hak-hak perempuan, akan meninggikan harkat dan martabatnya di masyarakat, dan menjamin kesejahteraan dan keselamatan dari ketakutan dan kekerasan.

Jurubicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia

Iffah Ainur Rochmah

Hp: 08123037573  Email: iffah@hizbut-tahrir.or.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*