Tindakan represif rezim Yaman dan aksi kekerasannya dalam menghadapi unjuk rasa rakyat dikecam oleh berbagai pihak.
Catherine Ashton, Penanggung Jawab Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa mengecam keras tindakan pemerintah Yaman yang menggunakan kekerasan menghadapi rakyatnya. Ashton mendesak pemerintah Yaman untuk memenuhi tuntutan rakyat.
Penanggung Jawab Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa menyeru Presiden Ali Abdullah Saleh untuk komitmen dengan janji-janjinya termasuk menghormati hak rakyat untuk menggelar demonstrasi.
Menurutnya, pemerintah Yaman bertanggung jawab atas jiwa dan keamanan rakyatnya. Kepada seluruh kelompok politik di negara itu, Ashton mengimbau untuk menahan diri dan mencarikan solusi terbaik bagi mengakhiri krisis lewat perundingan.
Sementara itu juru bicara Kantor Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Martin Nesirky menyatakan khawatir akan kian memburuknya kondisi di Yaman. Sabtu malam, Nesirky mengatakan, Sekjen PBB Ban Ki-moon mengecam aksi kekerasan dan menyeru phak-pihak terkait untuk menahan diri.
Ditambahkannya, Sekjen PBB mengajak kedua pihak yang berselisih untuk melakukan perundingan resmi dan luas yang bisa mendatangkan hasil yang konstruktif.
“Kondisi jangan sampai dibiarkan bergerak ke arah yang lebih mencemaskan,” katanya.
Sejak 11 Februari rakyat Yaman menggelar unjuk rasa besar-besaran anti pemerintah. Mereka menuntut Ali Abdullah Saleh yang sudah berkuasa lebih dari tiga dekade untuk turun dari kekuasaan. Minimal tujuh orang tewas sejak rakyat Yaman menggelar demo menentang pemerintahan Abdullah Saleh. (IRIB, 14/3/2011)