Dewan Keamanan PBB telah mendukung sebuah resolusi untuk Libya yang berisi tentang zona larangan terbang dan “semua langkah yang diperlukan” untuk melindungi warga sipil. Setelah beberapa hari sekutu Barat berselisih mengenai hal itu, dengan tidak adanya China dan Rusia, mereka berhasil meloloskan sebuah resolusi yang dalam teori memberlakukan zona larangan terbang, dan memungkinkan Barat untuk melaksanakan serangan militer dengan dalih keadilan atau dalih melindungi sipil.
Setelah melalui banyak peredebatan, Amerika kini tidak hanya mendukung resolusi Inggris dan Prancis di Libya tapi melebihi dari itu. Semua ini terjadi seiring kekuatan pasukan Kolonel Gaddafi telah kehilangan benteng-benteng mereka yang diperoleh ketika banyak dari pasukan Gaddafi membelot. Mengamati dua minggu terakhir dan resolusi PBB saat ini ada beberapa hal yang perlu kita catat:
1. Penguasa Barat tidak bisa dipercaya. Barat memiliki sejarah panjang untuk merebut kepentingan kolonial di bawah kedok intervensi kemanusiaan, intervensi liberal, hak asasi manusia dan melindungi orang dari penguasa mereka. Intervensi di Pantai Gading, Irak, Somalia dan Afghanistan menyebabkan perang berkepanjangan dengan kematian banyak warga sipil di tangan Barat – yang berada di sana dengan dalih misi perdamaian.
2. Pembicaraan Barat mengenai intervensi di Libya muncul ketika Eropa mempersenjatai Gaddafi dan mendukungnya ketika ia membunuh semua orang yang menentangnya. Keterlibatan Barat dengan diktator brutal bukan merupakan pengecualian tapi merupakan hal yang biasa. AS mempersenjatai Irak dan Iran ketika mereka berperang di tahun 1980-an, Barat mendukung penggulingan Ben Ali dan Mubarak, namun cuci tangan terhadap kenyataan bahwa Barat mempersenjatai mereka dan memiliki hubungan baik dengan mereka.
3. Pemberlakuan zona larangan terbang adalah sebuah pertanda mburuk, karena ini adalah alasan yang sama yang digunakan terhadap Irak untuk melemahkannya dan membuka jalan bagi aksi militer. Sementara Barat telah jelas terungkap dalam petualangan kolonialnya di Irak, dimana mereka menjajakan alasan yang sama untuk campur tangan di negeri Muslim lainnya. Intervensi AS dalam Perang Dunia II membuat AS bisa mendirikan pangakalan militer hingga saat ini di Jepang dan Jerman 60 tahun kemudian.
4. Pada pekan yang sama saat Barat menyusun resolusi PBB terhadap Libya, Arab Saudi mengirimkan pasukan ke Bahrain. Libya berbatasan dengan negara Arab yang paling kuat, dengan pasukan terbesar di regional yakni Mesir. Intervensi oleh tentara Muslim mampu membawa akhir yang cepat untuk Gaddafi.
5. Sementara Barat telah menyerukan kerjasama dengan negara-negara Arab di kawasan itu, hal ini hanya untuk membawa legitimasi internasional untuk usaha penjajahan baru ini. Faktanya adalah Mesir sendiri bisa dengan mudah menggulingkan Gaddafi dan mengakhiri pembantaian ini di Libya. Mesir berbatasan dengan Libya dan memiliki 839 pesawat tempur, pasukan darat dengan total 1,3 juta. Dunia Islam tidak memerlukan intervensi asing lagi apapun alasannya. Intervensi tentara Muslim adalah hal yang diperlukan untuk mengakhiri pembunuhan keji yang dilakukan oleh Gaddafi dan rezimnya. (khilafah.com, 20/3/2011)