HTI Press. Solusi satu-satunya agar Kaltim sejahtera adalah kembali kepada Syariah dan Khilafah Islam. Demikian papar Rahmat Kurnia dalam sebuah diskusi hari Ahad lalu (20/3) di depan 300 peserta yang memadati Ruang Renstra Gedung Bappeda Kaltim.
Tiga ratus peserta yang terdiri dari berbagai kalangan dan usia tersebut, dalam rangka menghadiri dan mengikuti acara Halqah Islam dan Peradaban (HIP), yang kali ini sudah memasuki edisi ke-3. Acara yang terselenggara pada hari Ahad (20/3), merupakan rangkaian dari beberapa agenda besar yang dilaksanakan oleh DPD II HTI Samarinda pada tahun 2011 ini. Acara HIP ini adalah agenda pertama dari 3 (tiga) agenda besar lain -yaitu Tabligh Akbar di bulan Mei dan Konferensi Rajab di bulan Juni.
Acara yang dimulai pada sekitar pukul 9 pagi ini, dipandu oleh pembawa acara Akhi Muliadi, yang juga merupakan aktivis HTI Samarinda. Setelah melalui berbagai rangkaian acara -pembukaan, Tilawah Quran oleh Ust. M. Irhas, dan sambutan oleh Ketua DPD II HTI Samarinda (Ust. Hamdani, SH), acara memasuki intinya, yaitu acara diskusi khas HIP. Tema yang diangkat pada HIP edisi ini adalah Sejahterakan Kaltim dengan Syariah dan Khilafah. Tema derivat dari tema besar Sejahterakan Indonesia Dengan Khilafah. Bertindak sebagai pembicara pertama yaitu Bapak Fery Nugroho, SE selaku Pengamat Ekonomi Kaltim. Dan Dr. M. Rahmat Kurnia, yang saat ini menjabat sebagai salah satu Ketua DPP HTI.
Acara diskusi yang dipandu oleh moderator Bapak M. Yusli tersebut berjalan sangat menarik. Pada pemaparannya, Bapak Fery menunjukkan berbagai fakta kerusakan dan permasalahan yang tengah dialami Provinsi Kalimantan Timur, yang notabene salah satu provinsi terkaya di Indonesia. Meskipun provinsi ini sangat kaya akan SDA, baik Sumber Daya Migas, batu bara, maupun hutan; ternyata tidak berpengaruh terhadap kondisi kehidupan penduduknya. Karena ternyata hasil berbagai SDA di atas hanya dinikmati segelintir orang dan pejabat ala kapitalis. Rakyat hanya mendapat efek buruk dari kerakusan kaum kapitalis. Banjir, hutan gundul, dan jalanan rusak merupakan sekelumit realitas dari penambangan batu bara tak terkendali khas kapitalis. Banyak fakta lain yang beliau ungkapkan, yang menunjukkan betapa bermasalahnya Kaltim, seperti daerah-daerah lain.
Ust. M. Rahmat Kurnia, selaku pembicara kedua, memaparkan solusi atas berbagai permasalahan dan persoalan yang dihadapi umat saat ini. Bisa dikatakan, berbagai persoalan-persoalan tadi merupakan cabang masalah dari satu akar masalah. Yaitu diterapkannya sistem kapitalisme di berbagai negri muslim termasuk Indonesia. Dengan sangat tegas, beliau nyatakan bahwa solusi satu-satunya adalah kembali kepada Syariah dan Khilafah Islam. Karena Syariah Islam adalah rahmat untuk alam, dan metode penerapannya adalah Khilafah.
Acara HIP ini semakin menarik dengan dimasukkannya sesi nonton bareng tayangan yang berkaitan dengan kondisi umat termasuk solusinya. Juga ditayangkan ta’rif HT. Acara ini pun diliput oleh berbagai media massa lokal Samarinda.
Sekitar jam 12 siang, acara menjelang akhir. Acara ditutup dengan doa yang dibawakan oleh Ust. Drs. H. Saprudin. M.AP. Beliau adalah Kepala Kementrian Agama Samarinda. Setelah acara, di antara peserta menyempatkan waktu untuk bercengkrama dengan Ust. M. R. Kurnia. [] kh