HTI Press. Kebijakan program rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)merupakan salah satu topik yang diangkat pada audiensi pengurus HTI DPD II Kota Tangerang Selatan dengan Dinas Pendidikan Nasional Kota Tangerang Selatan pada hari Rabu 30 Maret 2011 di kantor Dinas Diknas Tangsel. Dari pengurus DPD II HTI Tangsel antara lain hadir Ust Muhammad Al-Fakkar, Ust Mawardi,Ust Abu Zuhdi beserta tim dari Muslimah HTI Tangsel antara lain Ustz Afifatul Millah. Sedangkan dari Diknas hadir Bapak Mathoda S. (Kepala Dinas Diknas Tangsel), Bapak Ngataimin al-Arif dan beberapa staf Diknas.
RSBI adalah sekolah mahal, itulah kesan yang banyak ditangkap oleh masyarakat. RSBI adalah salah satu wujud liberalisasi pendidikan, yang dengan program tersebut seolah-olah sekolah memiliki legalitas untuk menarik biaya pendidikan mahal dengan alasan untuk mencapai mutu dan standarisasi internasional. Karena itu pada audiensi dengan Diknas pengurus DPD II HTI Tangsel meminta kepada Diknas untuk mengevaluasi program-program yang mengarah pada sekolah mahal termasuk RSBI. Kualias anak didik yang dianggap sebanding dengan kualitas sekolah yang berbiaya tinggi menurut pengurus HTI Tangsel tidak semata-mata faktor sekolah dan guru, tetapi dalam banyak kasus karena anak-anak yang masuk sekolah tersebut memiliki kualitas lebih baik dan mendapat kursus/les tambahan dari orang tuanya. Pengurus HTI Tangsel meminta kepada Dinas Diknas untuk menegur sekolah-sekolah yang menetapkan biaya tinggi sehingga tidak terjangkau oleh masyarakat.
Pada kesempatan audiensi tsb disampaikan juga agar adanya sinergi antara saint dan agama. Selama ini prestasi selalu dilihat hanya pada aspek akademis terutama sains, padahal harusnya prestasi siswa harus dilihat secara menyeluruh termasuk praktek keagamaan. Pada kesempatan tsb pihak Dinas Diknas akan berupaya mendorong penggunaan busana muslimah di sekolah bukan hanya 1 hari yani hari Jumat) saja, tetapi paling tidak bisa dua hari. “Jika satu hari bisa, mengapa tidak bisa lebih dari itu (satu hari)”, demikian disampaikan oleh Kepala Dinas.
Agenda audiensi diakhiri dengan penyerahan kenang-kenangan dari pengurus HTI Tangsel, antara lain majalah al-Waie, CD, buku Strategi Pendidikan Daulah Khilafah.[]
Setuju, dengan catatan…Pendidikan yang dilaksanakan oleh masyarakat sekarang memang belum sempurna. Tapi saya pikir akan sulit jika kita ingin mencari / mendapatkan kesempurnaan. Apakah anda bisa memberikan solusi dari hal tersebut? (cara mengatasi kurang sempurnanya pendidikan kita – RSBI)
Subhanallah HTI ke Dinas Pendidikan, Semoga semua bisa kenal Islam, Khilafah, dan HTI melalui pendidikan, ajak sekalian kepala dinas pendidikan untuk berjuang bersama HTI. biar berkah pendidikannya dan nggak niru orang2 barat.
Terima kasih HTI
alhamdulillah, bagus lah semoga menjadi inspirasi untuk mengontak kepala dinas yang lain di nusantara ini, semoga kedekatan HTI dengan pengelola pendidikan akan semakin dirasakan oleh masyarakat.