Eropa tidak hanya menyerang Amerika secara politik di negara-negara Arab yang sedang dilanda oleh pemberontakan rakyat, tetapi juga aktif menjadi pesaing Amerika terkait isu sentral di Timur Tengah, yaitu masalah Palestina. Eropa memanfaatkan kevakuman yang disebabkan oleh kebekuan perundingan antara Otoritas Palestina dan negara Yahudi, serta kegagalan Amerika untuk memberikan tekanan pada para pemimpin entitas Yahudi agar mereka menghentikan aktivitas pembangunan pemukiman.
Situs berita “moheet.com” mengutip dari sumber-sumber diplomatik di Markas Besar PBB di New York, bahwa “Inggris, Perancis dan Jerman mendesak PBB dan Uni Eropa untuk memperjelas garis-garis besar penyelesaian akhir antara Israel dan Palestina, termasuk pembentukan negara Palestina merdeka.”
Radio (Israel) mengatakan bahwa “Tiga negara tersebut menginginkan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan Uni Eropa memaparkan bentuk penyelesaian ini dalam pertemuan Kuartet Internasional yang dijadwalkan pada pertengahan bulan mendatang dalam rangka memulainya kembali perundingan antara kedua belah pihak, (Israel) dan Palestina.
Kantor berita Associated Press menyebutkan, bahwa “Tiga negara tersebut memutuskan untuk mengemukakan inisiatif ini setelah kegagalan Amerika Serikat dalam upaya untuk mencapai penyelesaian konflik Israel-Palestina.” (kantor berita HT, 1/4/2011).