Lagi Gizi Buruk Mendera 27 Balita Miskin

Sebanyak 27 bayi di bawah lima tahun (balita) di Kabupaten Malang, Jawa Timur, dinyatakan menderita gizi buruk.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang M Fauzi, Minggu, mengatakan, balita penderita gizi buruk tersebut sudah ditangani di RSSA Malang, bahkan telah diperbolehkan pulang.

Namun, mereka masih dalam pengawasan serius dinas kesehatan melalui bidan desa maupun kader kesehatan di masing-masing kecamatan.

“Salah satu penyebab balita yang mengalami gizi buruk di Kabupaten Malang ini adalah sebagai akibat dari pola asuh yang salah dan keliru terutama pola makan,” katanya menegaskan.

Selain itu, ujarnya, gizi buruk bisa karena adanya faktor keturunan, tidak tercukupinya asupan gizi karena orangtuanya tergolong warga miskin, dan pola asuh yang keliru.

Menurut dia, untuk melakukan penanganan tersebut, dinkes sudah melakukan langkah optimal dengan memberikan asupan makanan seperti susu dan bubur gratis sampai penderita gizi buruk sehat dan kembali normal.

Kasi Gizi Masyarakat Dinkes Kabupaten Malang Riyanto berharap, orangtua balita lebih aktif dan rutin membawa anaknya ke posyandu.

“Selama ini dinkes kesulitan mendata dan memberikan perhatian kepada balita penderita gizi buruk, jika tidak pernah dibawa ke posyandu secara rutin,” tuturnya.

Pentingnya membawa balita ke posyandu untuk mendeteksi kesehatan anak sejak dini. Diharapkan semua orangtua yang memiliki balita rajin ke posyandu.

Saat ini di Kabupaten Malang ada 2.766 posyandu, tersebar di 398 desa di daerah ini.

Sementara itu, jumlah balita sesuai data di dinkes setempat ada 27 balita mengalami gizi buruk dari total jumlah balita mencapai 209.886 orang.

Untuk mengawasi asupan gizi yang cukup bagi balita, dinkes setempat menerjunkan 13.840 kader kesehatan.

“Tugas utama para kader kesehatan adalah memberikan perhatian dan pengawasan langsung kepada balita penderita gizi buruk maupun yang berat badannya berada di garis merah (kurang),” katanya menambahkan.

Menyikapi banyaknya balita menderita gizi buruk tersebut, Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Malang Purnomo Anwar mengusulkan agar pelajaran tentang gizi bisa dimasukkan sebagai muatan lokal di sekolah-sekolah.

“Pelajaran tentang gizi ini untuk kepentingan jangka panjang agar kelak para siswa ini tahu dan sadar betul akan pentingnya pengetahuan berkaitan dengan gizi,” ujarnya. (kompas.com, 27/3/2011)

One comment

  1. dampak dr kapitalis memg bgtu menyengsarakan umat apalgi bagi bayi2 yg kelak mjd generas dmasa depan..sdh saatnya umat sadar utk kembali pd syariah&khilafah, yg akn menghilangkan kesengsaraan menuju pd cahaya kesejahteraan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*