Jakarta. Hizbut Tahrir Indonesia mengutuk keras bom Cirebon dan mendesak aparat mengusut tuntas kasus tersebut.
“Hizbut Tahrir mengutuk keras bom bunuh diri ini sebagai tindakan biadab dan bertentangan dengan syariah Islam,” ujar Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia Muhammad Ismail Yusanto kepada mediaumat.com, Sabtu (16/4) pagi di Jakarta.
Ismail tidak mau berspekulasi siapa dan apa motif dari bom ini. Namun ia mendesak aparat untuk segera mengusut tuntas. “Negara harus mengusut tuntas siapa pelakunya, apa motivasinya, dan siapa otak di belakangnya agar semua spekulasi itu segera dihentikan,” tegasnya.
Di samping itu, pemerintah harus intropeksi diri dalam penanganan masalah teroris selama ini. “Karena secara objektif juga kita melihat ada banyak tindakan extra judicial killing (pembunuhan di luar jalur hukum) yang dapat menimbulkan rasa sakit hati dan anti pati terhadap keluarga korban, sehingga bisa memancing reaksi balik,” kritiknya.
Maka ia pun menyarankan, harus adanya penanganan yang komprehensif terhadap apa yang disebut isu teroris itu. “Terorisme itu tidak boleh dijadikan dasar untuk sekedar menyenangkan tuan besar Paman Sam di sana sehingga menimbulkan korban salah tembak, salah tangkap, dan kesalahan lainnya sehingga menimbulkan masalah baru,” sarannya.
HTI pun menyatakan penolakannya bila mengkaitkan antara bom bunuh diri ini dengan pengesahan RUU Intelijen. “Karena keinginan untuk lahirnya badan intelijen yang baik, tidak boleh dijadikan dasar untuk melahirkan UU yang memberikan mudarat terhadap rakyat apalagi terhadap umat Islam sebagaimana yang terjadi di masa Orde Baru,” ungkapnya.
Terakhir, ia menyatakan bahwa umat Islam harus tetap teguh, sabar, istiqamah, dalam berjuang menegakkan syariah dan khilafah. Tidak takut terhadap setiap ancaman, tantangan dan hambatan. Tetap bertawakal dan meminta pertolongan kepada Allah SWT.[] joko prasetyo/mediaumat.com