Muslimah Jatim : Hidup Sejahtera Dengan Khilafah
HTI Press. Sekitar 400 aktivis muslimah dari berbagai kota di Jatim Ahad (17/4/2011) menghadiri Forum Muslimah Untuk Peradaban di Gedung Wanita Jl Kalibokor Surabaya. Sebagai pembicara Ustadzah Nurul Izzati, Koordinator lajnah Faaliyah Muslimah HTI DPD I Jatim dan Ustadzah Iffah Rohmah, juru Bicara Muslimah HTI.
Dalam materinya Ustadzah Nurul Izzati mengungkapkan mengapa di era globalisasi kondisi perempuan justru jauh dari sejahtera. Dicontohkan, perempuan sekarang ini tidak lagi bunuh diri karena masalah cinta, tapi karena tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarganya. Angka kemiskinan meningkat 2,5 juta per tahun. Banyak perempuan menjadi TKI, pulang tinggal nama, disiksa atau bermasalah dengan hokum. Angka kematian ibu dan angka kematian bayi terus meroket bahkan menjadi yang tertinggi di Asia. Perempuan juga sering menjadi obyek kejahatan.
Masalah kesejahteraan ini sebenarnya sudah ditangani pemerintah dengan program pemberdayaan ekonomi perempuan, tapi ternyata program ini justru memunculkan masalah baru. Perempuan diberi ketrampilan bahkan dieksploitasi sehingga melalaikan kewajiban utamanya untuk mengurus keluarga. Inilah kalau pemberdayaan perempuan didasarkan pada prinsip kapitalisme yang hanya mengejar materi. “Karena itu, mari kita campakkan kapitalisme yang menjadi biang keladi perempuan menjadi tidak sejahtera!” tegas Ustadzah Nurul Izzati.
Islam mempunyai solusi yang jelas, untuk membawa perempuan pada kondisi sejahtera. Menurut Ustadzah Iffah Rohmah Juru Bicara Muslimah HTI, ada tida aspek yang bisa membuat perempuan sejahtera. Pertama, seluruh kebutuhan,sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, dan keamanan wajib dipenuhi Negara sebagai bentuk tanggung jawab pengaturan umat. Kedua, dalam kehidupan rumah tangga, seorang kepala keluarga berkewajiban untuk memberikan nafkah untuk keluarganya hingga tercukupi semuanya, bukan istri yang ikut sibuk untuk mencari nafkah. Karena secara fitroh, ibu rumah tangga bekerja di dalam rumah tangganya sendiri. Ketiga, masyarakat diharapkan mampu menjaga terwujudnya tanggung jawab negara atas kewajibannya dalam mensejahterakan rakyatnya.
Khilafah Islam akan mampu memenuhi kebutuhan umat. Bukan hanya perempuan saja yang sejahtera, tapi seluruh umat. Karena khilafah mengatur kehidupan umat dengan syariah Islam yang menjadi rahmat bagi seluruh alam. []