Tangerang. Sekitar 60 pelajar dan mahasiswa siap bergabung bersama Hizbut Tahrir Indonesia. Hal itu dinyatakan peserta di akhir acara Daurah Inspiratif yang disampaikan oleh trainer Ust Agung Wisnu Whardana dari DPP Hizbut Tahrir Indonesia, Ahad (24/4) di Masjid Fathullah lantai 2, UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang.
Dengan piawai Agung menyampaikan materi tentang persepsi, jalan menuju keimanan, dan kewajiban dakwah berjamaah untuk menegakkan kembali syariah dalam bingkai khilafah, melalui berbagai simulasi dan contoh-contoh yang dipaparkan melalui multi media.
Menurutnya, persepsi individu sering dibentuk oleh persepsi dominan di tengah masyarakat. “Padahal tidak selalu persepsi dominan itu benar!” ujarnya. Ia pun mencontohkan, saat ini persepsi dominan menganggap demokrasi itu baik. Maka tidak sedikit individu-individu Muslim pun menjadi latah menganggap demokrasi baik.
Padahal demokrasi adalah sistem yang buruk dan bertentangan 180 derajat dengan sistem khilafah. Dalam demokrasi kedaulatan di tangan rakyat, negara menerapkan aturan yang dibuat rakyat. Sedangkan dalam khilafah, negara menerapkan syariah Islam untuk mengatur rakyat.
Menurutnya, Allah SWT yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya termasuk manusia. Bukan hanya dapat menciptakan, Allah SWT pun mengaturnya sedemikan rupa sehingga bumi berputar pada porosnya, sehingga ada siang, ada malam.
Bila geser sedikit saja, keluar dari garis edarnya mendekat ke matahari, maka bumi ini akan hancur terbakar. Sebaliknya, bila keluarnya menjauhi matahari maka bumi ini akan beku. “Allah saja mampu mengatur keseimbangan gravitasi matahari dan bumi sedemikian rupa, apalagi sekedar mengatur perbuatan manusia!” paparnya.
Ia pun menjelaskan, bahwa Allah telah memberikan dua jalan kepada makhluk berakal ini, yakni syariah Islam yang menuju surga dan sistem buatan manusia yang menuju neraka. Tentu saja sebagai manusia yang waras tidak ada yang mau masuk neraka. Karena sistem khilafah sudah runtuh sejak 1924 lalu, maka kaum Muslim wajib berjamaah berjuang kembali menegakkannya.
Ia pun mengingatkan peserta bahwa para pengusung aturan manusia, secara berjamaah pula mencegah tegaknya kembali syariah Islam dalam bingkai khilafah. “Maka sudah seharusnya, kaum Muslim saat ini berjuang berjamaah untuk melawan mereka!” tegasnya.
Maka ketika ditawari mengkaji lebih lanjut tentang syariah dan khilafah sepekan sekali, sebagai bekal melawan pemikiran kufur dan modal perjuangan menegakkan kembali syariah dan khilafah, peserta yang pada umumnya terdiri dari pelajar dan mahasiswa di Tangerang dan sekitarnya itu pun setuju.
Bahkan salah seorang pelajar yang mengikuti acara ini, bertekad akan berusaha meyakinkan ibunya tentang kewajiban menegakkan khilafah. “Soalnya tadi mama melarang saya ikut ke sini karena takut fitnah teroris,” aku Lukman Al Hakim, pelajar SMAN 10 Tangerang Selatan yang mengenal HTI dari seorang teman pada Desember 2010 lalu.
“Acaranya menarik dan mendidik, Insya Allah saya akan ikut ngaji seminggu sekali, biar meningkatkan iman. Saya pun tidak takut dituduh teroris, karena tidak sesat,” ujar Septian Ardien Wicahya, siswa SMP Darussalam Ciputat, yang mengaku baru sekali ini saja mengenal HTI dan langsung tertarik.[] joko prasetyo/mediaumat.com