HTI Press. Hari Ahad, 24 April 2011 pukul 08.30 sd 12.00 bertempat di Pendopo Cahyana (pendopo wakil Bupati) Purbalingga, DPD II HTI Purbalingga menggelar acara “Silaturahmi Umat Islam Bersama Hizbut Tahrir Indonesia” dalam rangka Menyongsong Konferensi Rajab 1432 H. Bendera liwa dan roya banyak menghiasi pendopo tersebut. Tidak kurang 230 orang terdiri dari para tokoh masyarakat, ulama, ustadz dan ibu-ibu hadir memenuhi kursi yang disediakan oleh panitia. Sebagian peserta selain dari Purbalingga, juga ada yang berasal dari Cilacap, Banjarnegara dan Purwokerto. Acara Silaturahmi ini menghadirkan pembicara utama Jubir Hizbut Tahrir Indonesia Ust. Ismail Yusanto, MM.
Sebelum acara dimulai, para peserta disuguhi tayangan video keterpurukan umat islam dalam segala bidang dan profil HTI yang memuat sejarah dan perkembangan dakwah HTI serta aktivitas dakwahnya selama ini. Dilanjutkan kalam ilahi oleh ust. Abdullah Kison dan sambutan dari Ketua DPD II HTI Purbalingga, ust. Amin RH. Dalam sambutannya, ust. Amin RH menyampaikan bahwa, acara ini digelar sebagai ajang untuk menyatukan hati, pikiran dan langkah perubahan umat menuju kehidupan yang sejahtera dan diridhoi oleh Allah SWT, itulah kehidupan dibawah naungan Khilafah Islam sekaligus sosialisasi awal agenda besar HTI yaitu Konferensi Rajab 1432 H.
Tepat pukul 9.45 Jubir HTI ust. Ismail Yusanto mulai menyampaikan materinya berjudul Adil dan Sejahtera Dibawah Naungan Khilafah dipandu oleh host Ust. Muhammad Fuad. Dalam paparannya, ust. Ismail menyampaikan bahwa seluruh problematika umat saat ini baik di Indonesia dan negeri Islam lainnya adalah berpangkal dari ketiadaan Khilafah yang menerapkan syariahnya dalam seluruh lini kehidupan. Karenanya Syariah dan Khilafah jika ditegakkan sesungguhnya akan melahirkan banyak kebaikan.
Beliau mencontohkan bagaimana carut marutnya pendidikan di Indonesia saat ini -salah satunya berbiaya mahal. Seandainya islam ditegakkan oleh negara, maka pendidikan mahal saat ini bisa teratasi. Karena islam mengatur alokasi pengeluaran negara berdasarkan prinsip wajib, sunnah, mubah, makruh dan haram. Pendidikan dalam Islam adalah sesuatu yang wajib, karenanya negara harusnya membiayai pendidikan itu tidak eman-eman. Tapi saat ini sebaliknya, justru sesuatu yang mubah bahkan yang haram malah yang dibiayai dengan biaya besar. Beliau mencontohkan, untuk sekedar membuat patung jenderal Soedirman saja menelan biaya Rp. 6,6 milliar. Padahal membuat patung itu sendiri dalam islam adalah haram.
Beliau juga menambahkan, orang bisa berubah awalnya dari berubah dulu pemikiran/pemahamannya, dan untuk merubah pemikiran itu bisa dilakukan dengan dakwah dan pendidikan. Jika pendidikan sudah kapitalistik seperti ini, maka kita tidak bisa berharap akan muncul orang-orang yang ber syakhsiyyah dan memiliki tsaqofah islam yang mumpuni, karenanya peran dakwah menjadi penting untuk saat ini. Jadi, lanjut nya…secara retoris ust. Ismail bertanya kepada peserta, “dalam rangka merubah masyarakat saat ini, bersedia kah bapak-bapak dan Ibu sekalian halaqoh dengan Hizbut Tahrir” ? jawab peserta dengan serempak “bersedia….”.
Beberapa pertanyaan sempat dilontarkan oleh peserta saat sesi tanya jawab, salah satunya ada yang menanyakan tentang adakah persamaan dan perbedaan antara NII dan HTI, jawaban singkat beliau, persamaan tidak ada dan perbedaan juga tidak ada, tegas nya. HTI berjuang untuk membangkitkan kesadaran masyarakat akan islam, NII malah membuat orang jadi tidak sadar dan salah tentang islam.
Sebelum acara ditutup, panitia juga mempersilahkan beberapa perwakilan ustadz dan tokoh masyarakat untuk menyampaikan testimoni dan melakukan pendaftaran simbolis Konfrensi Rajab 1432 H yang insyallah akan dilaksanakan di Yogyakarta, 19 Juni 2011. Alhamdulilah dari acara silaturahmi dan sosialisasi Konfrensi Rajab ini, panitia menerima 8 orang yang langsung daftar ikut Konfrensi Rajab dan sebagian peserta lainnya insyallah bersedia ikut kajian rutin bersama HTI. Tepat pukul 12.00 WIB acara ditutup dengan doa oleh KH. Ahmad Kamal Ismail (penasehat MUI kab. Purbalingga). (Humas HTI Purbalingga)