Formuda Bogor: “Perempuan Mulia dan Sejahtera di Bawah Naungan Khilafah Islamiyyah”

HTI Press. Rabu, 20 April 2011 bertempat di Gedung Kusnoto lantai 6 LIPI Bogor, Jl. Ir. H. Juanda, DPD II Muslimah HTI Bogor menyelenggarakan Forum Muslimah untuk Peradaban (Formuda) dengan tema “Perempuan Mulia dan Sejahtera di Bawah Naungan Khilafah Islamiyyah”. Acara ini dihadiri oleh sekitar 150 orang yang terdiri dari para tokoh, baik kalangan birokrat, intelektual Muslim, praktisi pendidikan, praktisi kesehatan, maupun para mubalighoh

Forum ini tidak lain diselenggarakan sebagai wadah untuk menjalin silaturahmi di antara kaum muslimah Bogor, serta upaya membangun kecerdasan politik para tokoh muslimah untuk dapat menyadari dan menyakini dengan benar akan perlunya penerapan syari’ah Islam secara total sebagai solusi fundamental atas seluruh permasalahan yang menimpa umat, termasuk kaum perempuan.

Ustdzah Ir. Nurhasanah (Anggota Lajnah Siyasi Muslimah HTI) selaku pembicara 1 memaparkan data yang menggambarkan betapa kemiskinan masih mewarnai kehidupan negeri ini. Data yang ada menjelaskan bahwa 22,77 juta perempuan di Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan. Lebih dari 2,5 juta perempuan Indonesia menjadi buruh migran meninggalkan anak dan keluarganya karena kemiskinan. Dan jumlah ini terus bertambah setiap tahunnya meski banyak kasus perkosaan dan kekerasan menimpa mereka di negeri orang. Beliau pun menambahkan bahwa kemiskinan ini disebabkan oleh sistem pemerintahan yang tidak menjadikan pengurusan rakyat sebagai orientasi utama dalam menjalankan roda pemerintahan.

Ustdzah Yusriana (Anggota DPP Muslimah HTI), selaku pembicara 2 menyampaikan bahwa kondisi tersebut akan sangat berbeda jika kita menjadikan Islam sebagai aturan yang mengatur kehidupan kita. Karena dalam Islam, setiap pemimpin berkewajiban untuk memenuhi segala kebutuhan pokok rakyatnya dengan berbagai macam mekanisme dan regulasi yang dilakukan. Karena pada dasarnya, setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyat yang dipimpinnya. Beliau pun menambahkan bahwa tidak hanya kaum perempuan yang akan disejahterakan, namun seluruh rakyat akan menikmati seluruh hak yang memang berhak ia dapatkan. Kaum perempuan tidak akan dijadikan sebagai komoditi yang “diperdagangkan” seperti sekarang ini. Para perempuan tidak akan dipaksa lagi untuk meninggalkan perannya sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya ketika Islam menjadi dasar peraturan.

Karenanya, para pembicara mengajak seluruh kaum muslimah untuk menyadari peran penting kaum perempuan untuk dapat mengubah kondisi ini. Perempuan harus menjadi kaum yang cerdas secara politik. Tidak lain dengan memperbaiki pemahamannya tentang Islam dan kemudian memperjuangkannya hingga dapat diterapkan dalam naungan Khilafah Islamiyyah, sistem pemerintahan yang telah teruji selama 12 abad lamanya mampu mensejahterakan tidak hanya perempuan, bahkan dunia.[]

One comment

  1. yangrindukhilafah

    semangat ! Allaahu Akbar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*