FORMUDA: “Lepaskan Perempuan Dari Belenggu Kapitalisme Dengan Khilafah”
HTI Press. Perempuan hari ini masih menghadapi belenggu persoalan dalam berbagai aspek. Di bidang ekonomi, masih banyak perempuan miskin dan belum merasakan kesejahteraan. Di bidang kesehatan dan pendidikan, perempuan juga belum semua mendapatkan haknya dengan pelayanan yang memadai. Di bidang moral, sosial dan politik masih banyak perempuan yang dieksploitasi tenaga, kecantikan dan kehormatannya. Berangkat dari kepedulian terhadap nasib perempuan dan umat inilah, DPP Muslimah HTI menggagas tema “Lepaskan Perempuan dari Belenggu Kapitalisme dengan Khilafah” dalam acara Forum Muslimah untuk Peradaban.
Acara diselenggarakan pada hari Sabtu, 23 April 2011 di Auditorium Graha Nandika, Gedung Sucofindo, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Sekitar 200 peserta dari berbagai kota satelit Ibukota, seperti Bekasi, Depok, Tangerang, Serang, Cibubur dan Bogor hadir memenuhi Auditorium tersebut.Mereka berasal dari kalangan ibu-ibu majelis ta’lim, muballighoh, tokoh, mahasiswi dan remaja.
Menurut Ustz. Ir. Hj. Ishmah Kholil (Anggota DPP Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia), sesungguhnya agenda pemberdayaan perempuan utama saat ini, yaitu ekonomi, kesehatan, pendidikan, politik & hukum mempunyai motif untuk menjadikan perempuan mengikuti arus kesetaraan gender.Contohnya, program pemberdayaan ekonomi perempuan tidak semata-mata bertujuan meningkatkan produktivitas perempuan dari pra sejahtera menjadi sejahtera, tapi sesungguhnya target dibalik program tersebut menjadikan perempuan sebagai pengambil keputusan. “Kalau sudah punya duit, perempuan punya posisi tawar untuk mengambil keputusan dalam rumah tangganya. Ujung kemandirian ekonomi adalah untuk mendorong perempuan menjadi kepala keluarga (PEKKA)”, demikian tegasnya.
Agenda kesehatan perempuan pun sarat dengan maksud pengebirian. Sebab, agenda yang diprioritaskan bukan perempuan harus sehat atau sembuh dari berbagai penyakit, tapi agenda kesehatan perempuan adalah agar perempuan menuntut hak reproduksi perempuan,sehingga dia berhak menentukan untuk tidak hamil.
Dalam pandangan ustadzah Ismah program-program untuk perempuan yang digaungkan oleh lembaga pemerintah maupun LSM perempuan belum nyata menyejahterakan dan memuliakan perempuan. Buktinya, angka perceraian makin tinggi, broken home makin banyak, kemiskinan masih banyak, kerusakan moral semakin tak terbendung. Dan yang paling mengkhawatirkan adalah kebanyakan agenda untuk perempuan sebenarnya menjiplak agenda perempuan internasioanl, sarat dengan nilai-nilai liberal dan sekuler yang menyesatkan.
Ustz. Dra. Iffah ‘Ainur Rohmah (Juru Bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia), mengajak peserta untuk merenungkan pelajaran dari Al Qur’an surat Ahzab ayat 67, bahwa Allah menggambarkan bagaimana kondisi manusia di akhirat. Sebagian menyatakan: “kami dulu mentaati pembesar kami tapi mereka membawa kami pada kesesatan. Maka timpakanlah azab kepada mereka”. “Ayat ini menjadi dasar bagi kita untuk bertanggung jawab melihat dan mengkaji semua program pemerintah apakah membawa kebaikan atau tidak. Allah memerintahkan kita untuk mengikuti syari’at Allah. Bila ada program-program yang mengandung racun, maka kita patut waspada”, demikian tegasnya.
Menurut juru bicara Muslimah HTI penyebab ketidak sejahteraan perempuan adalah sistem kapitalisme yang mencengkeram Indonesia. Kapitalisme menimbulkan kesenjangan yang tinggi. Contoh nyata adalah pendapatan CEO Freeport mencapai angka 432 milyar setahun,sementarapendapatan penduduk papua rata-rata 2 juta setahun. Kapitalisme mengukur produktivitas hanya dari materi, maka fungsi ibu sebagai pendidik generasi dan manajer rumah tangga tak dihitung sebagai produktivitas yang berarti. Belenggu kapitalisme inilah yang harus dilawan, agar perempuan dapat meraih kesejahteraan dan kemuliaannya.
Dra Hj Noorni Akma (Anggota PP Aisiyyah) mempertegas bahwa seluruh upaya yang telah dicanangkan pemerintah berdasarkan pada MDGs.” Faktanya jauh panggang dari api, bahkan dampaknya merusak masyarakat, seperti ide-ide kesetaraan gender. Sistem sekuler menganggap Islam membelenggu perempuan. Dampak negatifnya sangat luas dan merusak sisi kehidupan. Apalagi media massa turut andil dalam mempropagandakan program-program perempuan”, demikian jelasnya.
Menanggapi pertanyaan peserta tentang persoalan yang membelenggu perempuan, ustadzah Iffah menegaskan pentingnya membangun paradigma masyarakat dan pemerintah dalam menyelesaikan persoalan dengan sistem Islam.” Bila takut disangsi atau dikucilkan oleh masyarakat internasional ya akan terpasung terus. Padahal belenggu itu semu”, ujarnya. Saat ini tengah terjadi globalisasi budaya Barat di tengah masyarakat muslim. Di masyarakat Barat juga mengalami kehancuran akibat liberalisasi budaya di dunia. Ustadzah Iffah mengajak bersama memulai mengubah masyarakat pemahaman Islam, lalu menndorong sebuah kesadaran umum untuk menerapkan Islam dalam seluruh aspek kehidupan di bawah institusi Khilafah Islamiyah.
Sementara Hj. Noorni mengingatkan bahwa masyarakat saat ini digiring untuk memberhalakan uang. Seolah hidup ini bahagia kalau ada materi. Padahal tujuannya adalah memiskinkan negeri kita, miskin moral, intelektual. Contohnya, orang lebih bangga jadi artis, cita-cita rendah. Bukti masyarakat kita belum memahami syari’at Islam. “Hati-hati, apa yang disuguhkan media dianggap benar/legal oleh masyarakat”, ujarnya.
Beliau juga mengingatkan bahwa sejarah telah membuktikan bahwa sistem sosialis, komunis dan kapitalis tak pernah memberikan kesejahteraan. Padahal, Islam di masa Rasulullah, khulafaur rasyidin dan khalifah2 sesudahnya telah berhasil mewujudkan kesejahteraan dan kejayaan 700 abad. Islam menyatukan Negara dan masyarakat. Harapan dan cita-cita bersama bahwa suatu saat akan muncul Khilafah yang akan mengangkat kembali Islam dan menjadi rahmat lil alamin harus didukung.[]
ketidakadilan,kekufuran,kemiskinan,kejahatan,kebodohan.. Semuanya itu hanya dapat di hapuskan dengan sistem Khilafah dan Khalifah.
Tiada tawar menawar,tiada kebengkokan,tiada Perselisihan.
Jikalah kita benar2 muslim,maka pantaskah kita tawar menawar terhadap isi Al-qur’an yg suci dan mulia? Maka,jalankan yg diperintah ALLAH dan jauhi&perangi yg Dilarang oleh ALLAH.
Sekali lagi, jika kau benar2 muslim kau tau yg harus dilakukan.
Semoga para perempuan-perempuan akan sadar bahwa sudah saatnya
kita membutuhkan sistem yang baik,yaitu sistem yang datang dari Allah,yaitu dengan sistem islam perempuan akan,aman,sejahtera di bawah naungan khilafah islamyah,semoga sebentar lagi,amin ya Allah.
memang hanya dengan khilafah pemberdayaan perempuan akan terarah dan terjaga. iming2 dan image ummu wa rabbatul bait dengan jaminan pahala tidak akan luntur dan memudar. wahai saudari ku ayo buka pemikiran kita dan masyarakat pada umumnya dengan gencar bahwa perempuan hanya mulia dengan sistem Islam.Allohu Akbar
Sistem Kapitalisme-sekuler yang tengah berdiri saat ini hanya menggiring perempuan menjadi PEKA (perempuan kepala rumah tangga), karena perempuan bisa dikatakan mandiri ketika dapat menghasilkan uang. Perempuan bisa memutuskan segala sesuatu sendiri, tanpa terkecuali adalah meminta cerai. Maka wajarlah saat ini perceraian menjadi meningkat. Padahal fitrah seorang perempuan adalah seorang istri dan seorang ibu (ummu wa robbatul bait), manajer rumah tangga, serta pendidik pertama dan utama dimana limpahan pahala yang berlipat ganda di janjikan Oleh Allah Azza Wa Jalla tak ternilai dibandingkan materi yang didapatkan. HANYA KHILAFAH YANG DAPAT MELEPASKAN PEREMPUAN DARI BELENGGU KAPITALISME. Mengangkat derajat perempuan ke kemuliaan sejati..Allahu Akbar
Perempuan saat ini dibelenggu oleh sistem kapitalisme. Saatnya lapas dari sistem kapitalisme dan kembali kepada sistem Khilafah.