Partai-partai agama di Pakistan telah menahan diri dari penghormatan secara terbuka terhadap Osama Bin Laden meskipun kematian Osama telah berlalu lima hari , dalam operasi komando rahasia di Abbotabad.
Ini adalah fakta bahwa kaum Muslim di seluruh dunia menganggap dia sebagai seorang pahlawan dan ikon perjuangan kemerdekaan melawan hegemoni Amerika. Jamaat-ud-dakwah hanyalah organisasi agama satu-satunya yang secara terbuka yang melakukan shalat ghaib terhadapnya di berbagai kota selain beberapa kelompok Islam lainnya yang mengadakan demonstrasi sebagai penghormatan terhadapnya. Namun, banyak partai agama seperti Jamaat-e-Islami malah hanya memilih untuk mengajukan protes kepada Amerika karena secara terus terang melanggar kedaulatan Pakistan melalui serangan rahasia tingkat tinggi, dengan mengabaikan sentimen orang Pakistan yang menganggap Osama Bin Laden sebagai seorang mujahid tunggal yang wafat ketika menantang tumbuhnya hegemoni dan kontrol militer Amerika Serikat atas negara-negara Muslim. Sementara kedua faksi Maulana Fazlur Rehman dan faksi Maulana Samiul Haq, dan yang lainnya seperti Jamiat Ahle Hadis dan Jamiat-e-Ulema-e-Pakistan (JUP), dan Millat-e-Islamia Pakistan (MIP) yang dipimpin oleh Allama Sajid Naqvi, tetap bungkam dan menahan diri untuk tidak mengirim para pekerja mereka ke jalan untuk memberi penghoramatan kepada Osama Bin Laden.
Namun pada hari Jumat, banyak partai-partai agama seperti Jamaat-e-Islami dan Jamaat-ud-dakwah melakukan demonstrasi sementara para pemimpin lainnya, dalam khotbah Jumatnya, memberi penghoramatan kepada Osama karena sepanjang hidupnya melancarkan jihad melawan Amerika.
Jamaat-e-Islami Ameer dan Wakil Sekretaris Jenderal Dr Farid Paracha memimpin demonstrasi, dengan mengecam meningkatnya campur tangan Amerika di negara itu, lemahnya para penguasa Pakistan dan mengakui kesyahidan Osama Bin Laden.
Sementara Amir JI, Ameer Syed Munawwar Hasan, ketika menyampaikan khotbah Jumat di Masjid Mansoorah, memperingatkan Washington dan sekutunya bahwa terorisme tidak akan berakhir melalui perang yang dilakukanya melawan Islam dan kaum Muslim. Malahan, perang ini lebih lanjut akan meningkatkan kebencian terhadap mereka, lebih banyak lagi Osama yang akan lahir sementara tirani, penindasan dan sikap bias Amerika akan mengobarkan api perang ke wilayah-wilayah lain juga.
Munawwar Hasan mengatakan bahwa JI mengadakan demonstrasi di semua kota-kota besar negara itu untuk memperingatkan kekhawatiran atas ketidak becusan para penguasa dan badan-badan keamanan yang terbukti lemah oleh serangan Amerika yang tiba-tiba. Dia mengingatkan para pekerja bahwa di masa lalu Amerika telah membuat klaim palsu telah membunuh Osama Bin Laden. Dia mengatakan setiap muslim rindu untuk menjadi syahid di jalan Allah. Oleh karena itu, dengan kematian satu Osama, lebih banyak lagi Osama yang akan muncul.
Namun, ia mengatakan bahwa mentalitas budak para penguasa Pakistan dan sikap mengemis mereka telah menurunkan prestise negara. Sayangnya, ia mengatakan bahwa para penguasa Muslim tidak menganggap penting banyak terhadao perintah-perintah Allah sebagaimana yang mereka lakukan terhadap perintah-perintah dari Washington. Dikatakan pernyataan yang dikeluarkan oleh Komandan Korps Konferensi untuk meninjau ulang hubungan Pakistan-Amerika jika ada kasus serangan lain lagi tidaklah cukup dan kepimpinanan militer harus merenungkan penyimpangan dan kegagalan ini. Syed Munawwar Hasan juga mengatakan negara itu menghadapi situasi saat ini karena kebijakan yang pro-AS dari para penguasa yang telah menjadikan Amerika sebagai tuhan. Akibatnya, tidak ada batas-batas negara kita dan tidak juga kota-kota dan rumah-rumah kita yang aman dari agresi Amerika Serikat, dan setiap orang di negara itu memprotes terhadap sikap Amerika yang sombong dan menganggap Pakistan sebagai bawahan. Dia mengatakan kecaman terhadap operasi Abbotabad juga diberikan kepada India yang juga mengancam untuk menyerang kota-kota kita.
Dia mengatakan bahwa negara itu sah saja jika mempertanyakan kepada para jenderal militer apa gunanya memiliki tentara yang begitu besar jika tidak bisa membela diri mereka melawan musuh.
Amir JI mengatakan bahwa sampai sekarang, rakyat telah diberikan kesan palsu bahwa Amerika sedang membantu memajukan ekonomi dan social negara ini. Namun, dia mengatakan bahwa kesengsaraan dan penderitaan rakyat tetap belum terpecahkan dan malahan kehidupan mereka menjadi lebih sengsara.
Para demonstran JI di Jalan Multan datang dengan membawa plakat yang mengecam kebijakan dan campur tangan Amerika di dalam negeri. Mereka juga mengangkat slogan-slogan yang mengutuk terorisme negara Amerika. Dengan menyebut mereka, Dr Farid Paracha mengatakan bahwa Washington jangan sampai mendapat kesan bahwa jika para penguasa Muslim pengecut, kaum Muslim akan mentolerir agresi Amerika. Rakyat Pakistan, katanya, tahu bagaimana mempertahankan kemerdekaan mereka dan mereka akan menggagalkan rancangan jahat Amerika dan India.
Juru Bicara Hizbut Tahrir (HT) Pakistan Naveed Butt mengatakan pernyataan COAS Jenderal Kiyani pada konferensi Komandan Korps itu bahkan lebih mengganggu daripada serangan Abbotabad itu sendiri karena panglima angkatan bersenjata terbesar di Dunia Muslim itu meminta Amerika untuk mengurangi kehadiran pasukannya di Pakistan. Dalam tanggapannya terhadap pernyataan COAS, Naveed Butt mengatakan laporanan ISPR menegaskan bahwa jumlah besar pasukan Amerika tidak hanya ada di Pakistan dan secara praktis beroperasi sebagaimana yang mereka lakukan di Abbotabad, tetapi Kiyani juga mengatakan kepada rakyat bahwa pasukan Amerika adalah untuk tinggal disini. Jadi, alih-alih mendengarkan permintaan rakyat untuk menutup kedutaan besar Amerika dan pangkalan militernya, memotong jalur suplai NATO dan menarik diri dari perang salib Amerika, sang komandan pasukan Muslim terbesar itu malahan mengumumkan bahwa pasukan Amerika akan tetap tinggal di Pakistan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. Menanggapi peringatan Jendral Kiyani kepada Washington atas kemungkinan terulangnya serangan Abbotabad di masa mendatang, Butt mengatakan Jenderal Kayani yang mantan Kepala ISI ketika ada beberapa gadis dan anak-anak yang tidak bersalah dibantai di Jam’ia Hafsa dengan tuduhan menantang perintah tertulis dari negara, tetapi tidak ada peringatan yang dikeluarkan kepada mereka. Dia bertanya mengapa Jenderal Kayani memulai operasi militer di Swat, Bajaur Agency, Waziristan Selatan dan Orakzai Badan atas permintaan Amerika, dengan menewaskan ribuan umat Islam, menghancurkan rumah-rumah mereka dan sarana kehidupan mereka. Jadi, tidak ada keraguan bahwa Kiyani dan kepemimpinan militer tidak lebih seperti Musharraf tetapi mereka lebih maju beberapa langkah..
Dia mengatakan Hizbut Tahrir mendesak para perwira yang tulus dalam angkatan bersenjata untuk mematuhi Allah dan Rasul-Nya SAW untuk mendirikan Khilafah bukan sistem kapitalis yang ada sekarang. Dia mengatakan itu adalah tanggung jawab unsur-unsur yang tulus di dalam angkatan bersenjata untuk mencabut sampai akar-akarnya para pengkhianat diantara kepemimpinan militer dan sipil dan memberikan pertolongan (Nussrah) kepada Hizbut Tahrir untuk mendirikan Khilafah, yang akan menyelamatkan umat ini dari penghinaan dan mengembalikan kemenangan dan martabatnya.
Amir Jamaat-ud-dakwah, Hafiz Muhammad Saeed, ketika memberikan khotbah Jumat, member penghormatan kepada Osama Bin Laden karena memainkan peran penting dalam kebangkitan dan mencerahkan umat Islam terhadap konspirasi Amerika. Dia mengatakan, para penguasa harus menyadari bahwa persahabatan dengan Amerika lebih berbahaya daripada permusuhan terhadapnya. Dia mengatakan bahwa nehara itu menderita karena pilihan para penguasanya untuk menerima perbudakan Amerika dengan menjadi mitra strategis dalam apa yang disebut sebagai perang melawan teror. Ia mendesak pemerintah untuk keluar dari aliansi bersama Amerika dan mengambil keputusan, dengan tetap melihat aspirasi publik.
Ketua Dewan Ittehad Sunni (SIC) Sahibzada Fazle Karim, menyeru kepada peserta pertemuan di Jamia Rizvia, Model Town, dengan mengatakan bahwa operasi Abbotabad akan terbukti lebih berbahaya bagi Pakistan daripada 11/9. Dia mengatakan operasi itu merupakan pelanggaran terbuka atas hukum internasional dan piagam PBB. Dia mendesak PBB untuk memperhatikan serangan langsung Amerika terhadap kedaulatan Pakistan. Dia mengatakan operasi Abbotabad bertujuan untuk membuat lembaran tuduhan atas Pakistan. Dia mendesak kekuatan politik untuk mewujudkan pemulihan situasi dan mengambil sikap bersama untuk menggagalkan rencana musuh.
Asim Hussain
9 Mei 2011
sumber:www.hizb-australia.org