Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) PP Muhammadiyah mengeluaran sepuluh rekomendasi sebagai hasil Rakernas Solo yang ditutup hari ini. Salah satunya adalah mengusulkan sistem keuangan masyarakat ASEAN berbasis emas. Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mendukung usulan tersebut dikaji Pemerintah untuk diterapkan.
“Itu usulan yang cukup bagus. Sebaiknya Pemerintah segera melakukan pengkajiannya untuk bisa diterapkan,” ujar Jusuf Kalla kepada wartawan usai tampil sebagai pembicara tentang kewirausahaan di forum Rakernas MEK PP Muhammadiyah di Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta, Senin (16/5/2011).
MEK PP Muhammadiyah merekomendasikan sepuluh hal sebagai hasil Rakernas di Solo. Rakernas yang digelar selama tiga hari itu ditutup hari ini. Dari sepuluh rekomendasi itu diantaranya adalah dengan penetapan Indonesia sebagai ketua Asean.
“Dalam skala besar, penerapan sistem (keuangan berbasis emas) itu, bisa memberikan dampak yang berarti,” ujar Kalla.
Rekomendasi lainnya adalah mendesak Pemerintah Indonesia memobolisasi anggota ASEAN renegosiasi produk-produk dalam perjanjian CAFTA agar usaha dan industri kecil di tanah air tidak gulung tikar akibat serbuan produk China.
Pemerintah juga didesak membangun kemandirian bangsa di bidang perekonomian, terutama bidang fiskal, moneter, dan pendanaan pembangunan. Selain itu Muhammadiyah juga mendukung konsep master plan percepatan dan perluasan ekonomi Indonesia 2011-2015 dalam rangka mewujudkan Indonesia menjadi the new emerging economic.
Muhammadiyah juga mendorong reformasi perpajakan dalam rangka mendongkrak rasio pajak hingga minimal 20% dari PDB dalam waktu 5-10 tahun ke depan. Hal tersebut perlu dilakukan untuk menangani patologi perpajakan yang terjadi saat ini.
“Jika daya stimulus fiskal lemah maka APBN/APBD gagal menjadi pilar demokrasi yang pada gilirannya negara lemah dan kurang berwibawa,” demikian bunyi rekomendasi itu. (detikfinance.com, 16/5/2011)