Menurut surat kabar “Financial Times” yang diterbitkan hari Jum’at (27/5) bahwa Qatar sedang dalam pembicaraan dengan para mitranya di negara-negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC) yang kaya minyak, untuk mendirikan Bank Pembangunan di Timur Tengah dalam rangka mendukung negara-negara Arab dalam transisi menuju demokrasi.
Surat kabar itu mengatakan bahwa Qatar terinspirasi oleh gagasan Bank Pembangunan dan Rekonstruksi Eropa yang berkontribusi dalam mengembalikan pembangunan ekonomi dan masyarakat negara-negara Blok Timur pada akhir Perang Dingin.
Sumber-sumber terpercaya menegaskan bahwa rencana Qatar untuk mendirikan Bank Pembangunan Timur Tengah bertujuan untuk memberikan pinjaman puluhan milyar dolar setiap tahun dalam rangka mendukung perubahan politik di negara-negara Arab.
Koran tersebut mengutip dari sumber yang mengatakan bahwa “Qatar berusaha untuk mendapatkan dukungan dari Arab Saudi, Kuwait, dan Uni Emirat Arab terkait rencana pendirian Bank Pembangunan Timur Tengah.”
Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Hamad bin Jassim Al Thani mengatakan, inisiatif itu telah dikemukakan awal pekan ini selama kuliah di Pusat Kajian Islam Oxford.
Sheikh Hamad berkata: “Ada banyak alasan yang membenarkan pendirian Bank Pembangunan Timur Tengah, termasuk kurangnya diversifikasi ekonomi dan tingginya tingkat pengangguran di kalangan anak muda. Sehingga ini dapat memobilisasi sumber daya dan potensi lokal, serta mengundang para ahli asing melalui bank ini.”
Surat kabar itu mengatakan bahwa para penguasa di Teluk merasa tidak nyaman dengan meluasnya berbagai aksi protes pro-demokrasi di dunia Arab. Namun mereka tidak ingin melihat Barat mengambil langkah-langkah bantuan keuangan untuk mendukung perubahan demokrasi di kawasan Timur Tengah (moheet.com, 27/5/2011).
Wahai orang-orang yang beriman janganlah kalian menjadikan musuh-Ku dan musuh kalian sebagai kawan / penolong kalian dengan penuh kasih sayang, sementara mereka sendiri telah mengingkari kebenaran yang telah datang kepada kalian. (QS AI Mumtahanah [60] : 1)
Imam AI Qurthubi mengatakan bahwa ayat ini menjadi dasar tidak bolehnya menjadikan musuh sebagai teman.
“Wahai orang yang beriman janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman dekat. Sebagian mereka adalah penolong sebagian yang lain, barang siapa di antara kamu yang menjadikan mereka sebagai teman dekat maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.” (QS AI Maidah :51)
‘Janganlah orang-orang Mukmin mengambil orang kafir sebagai wali (pemimpin) dengan meninggalkan orang Mukmin.”(QS An Nisaa’ :28).