Perilaku Seks Pelajar di Bali Mengkhawatirkan

Data Komisi Penanggulangan Aids Daerah (KPAD) Provinsi Bali yang menyebutkan 95 pelajar positif terjangkit HIV/AIDS sangat mengagetkan dunia pendidikan.

”Saya kira kondisi di Bali ini sudah memprihatinkan, saya juga dapat data bahwa sebenarnya tidak 95 tapi bisa dua sampai tiga kali lipat dari itu. Ini seperti gunung es yang tampak di permukaan hanya angka itu saja, padahal di bawah banyak yang belum terungkap,” beber Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Masnah Sari saat berbicang dengan okezone melalui sambungan telepon, Selasa (31/5/2011).

Masnah melanjutkan, sebagai provinsi tujuan wisata internasional, Bali sangat rentan dengan penyebaran HIV/AIDS melalui seks bebas dan narkoba.

”Para turis di sana sudah biasa dengan perilaku seks bebas dan jarum narkoba, di pantai apalagi di tempat hiburan malam. Dampaknya akan ditiru anak-anak remaja usia sekolah sampai 18 tahun, sehingga mereka menjadi target ideal penyebaran HIV/AIDS,” jelas Masnah.

Di saat bersamaan, lanjut Masnah, belum ada perlindungan maksimal yang diberikan pemerintah setempat untuk melindungi usia remaja. Jika dibiarkan, maka tidak mustahil ledakan kasus HIV/AIDS di Bali akan terjadi.

”Korbannya anak-anak usia sekolah harapan, masa depan bangsa. Kalau ini dibiarkan akan jadi apa nanti. Tidak mustahil terjadi ledakan kasus HIV/AIDS dan yang rugi kita, masa depan bangsa,” ucapnya.

Masnah menambahkan, selain perilaku seks potensi penularan HIV/AIDS juga terjadi dari anak-anak yang dilahirkan para pekerja seks komersial (PSK).

”Para PSK di Bali juga ikut menularkan kepada anak-anak mereka. Ini juga berpotensi melakukan penyebaran virus,” ujarnya.

Pada Senin kemarin, Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Bali melansir data sebanyak 95 remaja berusia 15-19 tahun di Bali positif terinveksi HIV/AIDS.

Pengajar Andrologi dan Seksologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dr Made Oka Negara menyebutkan sebagian besar apra remaja itu terinveksi karena perilaku seks bebas. Sementara penyebab dari jarum suntik atau IDU cendrung menurun.

Oka menuturkan fakta mengejutkan bahwa ada kasus kelompok pelajar SMP yang sudah aktif melakukan hubungan seksual setiap pekan secara rutin di lokalisasi.

Sebelum sampai ke sekolah di pagi hari, mereka pergi ke lokalisasi untuk berhubungan seksual dengan PSK. Ada budaya populer di kalangan kelompok pelajar ini yaitu mencari PSK yang belum melayani pelanggan lain.

Ironisnya, para PSK tetap saja melayani mereka dan tidak mempedulikan apakah pelanggan mereka masih berstatus pelajar atau tidak. (okezone.com, 31/5/2011)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*