Departemen Luar Negeri Pakistan mengatakan pada hari Jum’at (3/6) bahwa Pakistan dan Amerika Serikat setuju untuk melanjutkan operasi intelijen bersama dalam menghadapi para aktivis Islam. Ini dilakukan sebagai langkah pertama untuk membangun kembali kepercayaan antara kedua negara.
Pengumuman ini disampaikan setelah satu minggu Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton menekan para pemimpin sipil dan militer Pakistan untuk mengambil langkah-langkah tegas terhadap kelompok-kelompok Islam yang beroperasi di negara itu, setelah terungkap bahwa Osama bin Laden, pemimpin organisasi al-Qaeda yang meninggal di tangan pasukan AS, telah tinggal di Pakistan selama bertahun-tahun.
Tehmina Janjua, juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan mengatakan kepada Reuters: “Akan ada operasi bersama, dan bisa jadi berupa pertukaran informasi intelijen.”
Ketika ditanya apakah Pakistan akan mengizinkan individu tentara AS untuk melakukan operasi bersama rekan-rekan mereka dari Pakistan, maka juru bicara itu mengatakan bahwa dirinya tidak ingin masuk dalam hal yang sangat teknis sekali.
Ia menambahkan: “Ini jelas bahwa masalah kedaulatan merupakan prioritas utama bagi kami, dan semuanya akan dibicarakan melalui konsultasi lebih lanjut.”
Penemuan bin Laden di kompleks benteng yang hanya berjarak 50 km dari ibukota Pakistan, Islamabad, menciptakan keraguan tentang kemungkinan Washington masih mempercayai Pakistan sebagai sekutu dalam perang melawan para aktivis Islam.
Operasi intelijen bersama antara Pakistan dan Amerika Serikat sejak 2001 telah berhasil menangkapan sejumlah anggota al-Qaeda dan Taliban di Pakistan (islammemo.cc, 3/6/2011).