Lebih dari 3.000 umat Islam menghadiri Konferensi Rajab 1432 Hijriah yang berlangsung di GOR Sumpah Pemuda, Wayhalim, Bandarlampung, kemarin (12/6). Orasi pembicara dan testimoni ulama yang disertai tarian saman dan nasyid menggambarkan semangat kemenangan Islam.
Pekik takbir dan seruan khilafah berkali-kali diteriakkan oleh para peserta disertai kibaran panji-panji dan bendera.
Ketua DPD I Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Lampung Ust. Abu Muhammad dalam pidato sambutannya menyampaikan, sebelum diruntuhkannya khilafah oleh imperialis Inggris pada 28 Rajab 1342 atau 3 Maret 1924, umat Islam pernah berjaya dan memimpin peradaban dunia.
Mengutip Will Durant dari bukunya The Story of Civilization, Ust. Abu mengingatkan bahwa pada masa khilafah dulu, para khalifah telah memberikan keamanan hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan manusia.
Sistem khilafah mampu menjamin masyarakatnya hidup sejahtera. Sementara, kehidupan umat Islam saat ini melarat dan tercabik-cabik dalam 57 negara.
Orator kedua adalah Warji, S.T.P., M.Si. yang berbicara tentang solusi untuk mengentaskan problematika yang dihadapi umat. Di mana, kata dia, umat Islam merupakan khayru ummah, seperti yang disebutkan Allah dalam Surat Ali Imran ayat 110. ’’Umat Islam di mana saja mereka berada semestinya menjadi panutan,’’ tandasnya.
Namun saat ini justru umat Islam menjadi pesakitan, menderita, terhina, dan teraniaya. Pangkal keterpurukan umat Islam itu disebabkan tiadanya khilafah sebagai institusi politik Islam yang menaungi umat dan melindungi dari rongrongan para penjajah.
Sehingga jawaban atas keterpurukan umat Islam adalah dengan menegakkan kembali sistem khilafah. ’’’Sudah saatnya kita saling menyatukan sumber daya yang kita miliki untuk menegakkan khilafah Islam,’’ pungkasnya.
Memasuki orasi selanjutnya, para hadirin diajak untuk menyimak gambaran khilafah yang menyejahterakan. Abu Miqdad dari DPP HTI dengan retoris menanyakan kepada umat yang hadir. ’’Apakah para hadirin menginginkan akidah, keselamatan, para muslimah, dan generasi muda terlindungi? Kepada siapa berharap semua itu terwujud kecuali pada khilafah,’’ ujarnya lantang.
Menurut Abu Miqdad, dengan ditegakkannya khilafah, maka umat akan terlindungi kesucian agamanya, terlindungi keselamatan dirinya, terlindungi akalnya, terlindungi kehormatannya, dan terlindungi hak miliknya. Pada masa lalu, kehidupan umat dalam sistem khilafah sangat sejahtera. Beliau mencontohkan, gaji guru sebesar 15 dinar atau setara Rp25 juta.
Sementara, Humas HTI Lampung Ust. Akhiril Fajri tampil sebagai orator keempat. Dia menyampaikan orasi tentang potensi khilafah sebagai negara adidaya masa depan.
Dijelaskannya, meski dunia saat ini berada dalam dominasi kapitalisme global yang menjadi penyebab kesengsaraan umat manusia, sesungguhnya ideologi ini dan negara-negara Barat yang menjadi pengusungnya sedang menghadapi krisis internal dan mendorongnya ke dalam jurang kehancuran.
’’Dibiarkan saja kapitalisme pasti akan runtuh, apalagi jika umat bersatu menumbangkannya dengan menegakkan sistem khilafah,’’ seru Akhiril Fajri.
Menurutnya, potensi umat Islam sangat besar untuk bangkit jika mengadopsi ideologi Islam dan mewujudkannya dalam sistem khilafah. Dari sisi demografi, jumlah umat terus tumbuh dan berkembang jauh meninggalkan pertumbuhan penduduk di Barat.
Bahkan ada 20 negara barat yang pertumbuhannya nol dan negatif. Kini jumlah umat telah mencapai angka 1,57 miliar jiwa atau hampir seperempat penduduk dunia.
Dari sisi ekonomi dan sumber daya alam, negeri-negeri Islam menguasai cadangan energi dunia dan bahan mentah. Cadangan minyak bumi di negeri-negeri Islam mencapai 72 persen cadangan dunia. Sedangkan cadangan gas 61,45 persen cadangan dunia.
Jika tentara yang ada di negeri-negeri Islam digabungkan, jumlahnya mencapai 27 persen dari seluruh tentara yang ada di seluruh dunia. Sementara tentara Amerika hanya 7,1 persen. Begitu pula jika digabungkan tentara dari Brazil, Rusia, India, dan Tiongkok, jumlahnya 24 persen masih di bawah jumlah tentara negeri-negeri Islam. ’’Dengan potensi yang besar ini, masa depan dunia milik umat Islam,’’ kata Akhiril.
Anggota DPD I HTI Lampung Ust. M. Ahkam berbicara mengenai janji Allah akan tegaknya khilafah. ’’Di antara janji Allah Swt yang diberikan kepada umat Islam adalah istikhlaf fi al-ardh. Yang bermakna menjadi penguasa atau pengatur urusan manusia (khalifah atau imam) di seluruh dunia,’’ ujarnya merujuk Alquran Surat An-Nur 55.
Menurut Ahkam, banyak sekali hadis sahih yang menyampaikan kabar gembira (bisharah) kepada kaum muslim tentang kekuasaan Islam yang mencakup seluruh muka bumi. Semua itu menunjukkan bahwa khilafah Islam merupakan janji Allah yang paling agung bagi kaum mukmin. Pasalnya, dengan tegaknya kekuasaan Islam ini (khilafah Islam), agama Allah Swt bisa ditegakkan secara sempurna, dan keamanan kaum muslim bisa diwujudkan secara nyata.
Sebagai orasi penutup, Amirudin Abu Fikri yang juga dari DPP HTI menyampaikan seruan hangat Hizbut Tahrir kepada umat. Dia menyampaikan, sesungguhnya tegaknya khilafah Islam merupakan kewajiban syariah atas seluruh kaum muslim. Kewajiban ini bersifat mengikat; tidak ada pilihan lain bagi kita kecuali melaksanakannya.
Ia berharap konferensi yang mengangkat tema Hidup Sejahtera dalam Naungan Khilafah menjadi pendorong umat untuk merekonstruksi masa depan peradaban Islam dalam sistem khilafah. Konferensi ini diadakan untuk mengajak umat bersatu dalam visi, tekad, dan langkah untuk tegaknya khilafah Islamiah.
Sekadar diketahui, Konferensi Rajab hari ini juga diramaikan aksi teatrikal oleh para pemuda Islam yang berupaya menggambarkan keadaan umat Islam tanpa khilafah.
Sebuah pesan penting yang disampaikan dalam aksi teatrikal itu adalah betapa pentingnya penegakan khilafah dalam menyatukan seluruh potensi umat untuk meraih kemuliaan Islam dan kesejahteraan, serta melenyapkan penjajahan.
Konferensi Rajab 1432 H yang diselenggarakan DPD I HTI Lampung kemarin momentum peristiwa yang terjadi di bulan Rajab diselenggarakan di seluruh kota besar Indonesia dari ujung timur Jayapura hingga ujung barat Banda Aceh. Puncaknya berlangsung pada 29 Juni di Stadion Lebak Bulus Jakarta, Stadion Deltras Sidoarjo Surabaya, dan Stadion si Jalak Harupat Bandung.(radarlampung.co.id, 13/6/2011)