Jakarta. Hizbut Tahrir Indonesia gelar unjuk rasa kecam pemerintah Rusia yang melakukan tindakan zalim terhadap keluarga aktivis Islam di negeri beruang merah itu, Kamis (16/6) siang di depan Kedutaan Besar Rusia, Jakarta. Pasalnya, demi mendapatkan pengakuan dari dua aktivis HT Rusia Sidikov Farukh Fadhludinovitz dan Shakirov Albert Zakoyovitz , Dinas Keamanan Dalam Negeri Rusia (FSB) menzalimi keluarga dua aktivis yang ditahan sejak 10 Desember 2010 tersebut.
Pada 19 Mei lalu, FSB menculik istri dan ketiga anak Sidikov yakni Sidikova Omidkhan Ganeva (35), Mirmikhan (12), Nushratullah (10), dan Shalahuddin (8). Sampai saat ini pemerintah tidak memberitahukan keberadaan Sidikova, sedangkan ketiga anak mereka dititipkan di panti asuhan anak yatim.
“Sidikova ditangkap untuk menekan suaminya agar mengakui tuduhan kejahatan yang tidak dilakukannya,” ujar Sekretaris Jubir HTI Roni Ruslan di hadapan puluhan pengunjuk rasa.
Perlakuan keji aparat juga dialami istri dan keempat anak Shakirov yakni Shakirova Layla Ramilvina (29), Zainab (6), Shalahudin (4), Ali (2), dan Janat (1). FSB mengacak-acak rumah, tidak jelas apa yang dicarinya. Dinas keamanan pun membentak-bentak sehingga keempat anak Shakirov menangis ketakutan.
“Tidak menemukan apa yang mereka cari, FSB pun memaksa Shakirova menandatangani pengakuan bahwa ia adalah fundamentalis,” ungkapnya.
Di hari yang sama (23 Mei), beberapa Muslimah lainnya pun mengalami nasib serupa. Manabova Yola Kazikonova (27) diculik selama sehari, sedangkan kedua anaknya ditinggalkan begitu saja di rumah. Padahal yang satu masih menyusui sedangkan kakaknya baru berusia lima tahun. Manabova diancam akan ditusuk obeng dan bor serta dihardik picik dan sakit jiwa.
Sedangkan Minibayeva Ilmira Yonirovna (26) yang tengah hamil 8 bulan nyaris saja keguguran saat FSB menggeledah rumahnya dengan sangat kasar. Personel FSB pun menginjak-injak buku-buku keislaman yang banyak mengandung ayat-ayat suci Alquran.
Atas tindakan zalim tersebut, HTI mendesak pemerintah Rusia untuk segera menghentikan tindakan keji pemerintah Rusia dalam mencapai tujuannya, yang jelas-jelas bertentangan dengan nilai dan prinsip yang konon dianut Rusia yakni HAM dan demokrasi.
Namun, terlepas pemerintah Rusia akan menghentikan tindakan zalimnya atau tidak, HT Rusia dan aktivis HT lainnya di seluruh penjuru dunia, akan tetap berjalan di atas metodenya yakni dakwah tanpa kekerasan untuk menegakkan kembali syariah Islam dalam bingkai khilafah.
“Ingatlah wahai penguasa Rusia, tindakan zalim kalian tidak akan menghentikan aktivitas Hizbut Tahrir di sana! Tindakan zalim kalian cepat atau lambat justru akan mempurukkan kalian!” ancam Roni.[] mediaumat.com
mara kita wujudkan kepedulian serta tunjukkan rasa kebersamaan bahwa umat islam dimanapun bagai satu tubuh dan satu bangunan yg saling mengokohkan serta menguatkan.