Dewan Menteri Luar Negeri dari negara-negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) pada awal pertemuan mereka hari Selasa (28/6) di Kazakhstan, memutuskan untuk mengubah nama organisasi menjadi “Organisasi kerjasama Islam”.
Kantor berita Rusia (Novosti) mengutip dari Menteri Luar Negeri Kazakhstan Yerzhan Kazykhanov mengatakan pada Rapat ke-38 Dewan Menteri Luar Negeri negara-negara anggota organisasi pada hari Selasa di ibukota Kazakhstan, Astana bahwa Organisasi Konferensi Islam (OKI) memutuskan untuk mengubah nama organisasi dan menggunakan logo baru. Ia menjelaskan bahwa nama yang digunakam dari sekarang dan seterusnya adalah “Organisasi kerjasama Islam”.
Organisasi Konferensi Islam (OKI) didirikan pada tangal 25 September 1969, dan berkantor pusat di Jeddah, Arab Saudi. Pertemuan pertama Organisasi Konferensi Islam (OKI) diselenggarakan di Maroko, tidak lama setelah pembakaran Masjidil Aqsha pada tanggal 21 Agustus 1969. Sementara tujuan didirikannya Organisasi Konferensi Islam (OKI) ini adalah dalam rangka untuk “membela kehormatan dan martabat kaum Muslim di Al-Quds yang diduduki Israel”.
Setelah enam bulan pertemuan pertama, yaitu tanggal 3 Januari 1970, Organisasi Konferensi Islam (OKI) mendirikan sekretariat untuk menjamin komunikasi antara negara-negara anggota dan tindakan yang terkoordinasi. Pada waktu itu juga mengangkat Sekretaris Jenderal dan memilih Jeddah sebagai kantor pusat sementara Organisasi Konferensi Islam (OKI), sambil menunggu pembebasan Al-Quds yang akan dijadikan sebagai kantor pusat permanen.
Saat ini Organisasi Konferensi Islam (OKI) beranggotakan 57 negara, dengan jumlah penduduk sekitar 1,2 miliar orang. Dan Rusia memperoleh status sebagai pengamat dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI) (islammemo.cc, 28/6/2011).