Presiden Turki Abdullah Gul mengatakan bahwa ia telah meminta Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) untuk mengakui hak Israel untuk eksis. Bahkan ia menilai isyarat Presiden AS Barack Obama untuk membangun negara Palestina dalam perbatasan 1967 sebagai “langkah yang sangat penting”.
Presiden Turki ini, ketika ditanya dalam sebuah wawancara dengan The Wall Street Journal, pada hari Jum’at (1/7) di Ankara, tentang sejauh mana kesiapannya untuk menekan Hamas agar mengakui Israel, maka ia menjawab dengan berkata: “Sebelumnya, saya telah meminta mereka agar mengakuinya.”
Pengakuan terhadap entitas Yahudi, sama saja apakah dalam bentuk pernyataan, petunjuk, saran, perbutan atau perkataan, semuanya haram menyalahi hukum syara’, sehingga pelakunya mendapatkan dosa besar. Sebab, hal itu merupakan pengkhianatan kepada Allah dan Rasul-Nya, serta orang-orang beriman; juga sebagai bentuk ketidakpedulian dan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip akidah; penyia-nyiaan terhadap hak-hak umat; serta penjualan darah para syuhada’ yang suci yang telah ditumpahkan di atas tanah Palestina.
Sementara partisipasi Otorita Palestina dalam pendekatan negosiasi, dan penyerahan sebagian wilayah Palestina kepada Yahudi, maka kejahatannya tidak kurang dari pengakuan yang terang-terangan terhadap entitas Yahudi, yang telah merampas Palestina dan mendudukinya, serta menghancurkan tanaman dan ternak.
Harus dikatakan di sini bahwa bernegosiasi dengan Yahudi atas tanah yang diduduki tahun 1967, dan menuntut sebuah negara Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza, maka ini sendirinya sudah merupakan bentuk pengakuan yang terang-terangan terhadap entitas Yahudi, dan memberinya legitimasi untuk pendudukan wilayah yang dirampas tahun 1948.
Adapun yang terkait dengan Presiden Turki, maka ia sedang menjalankan pekerjaannya sebagai model yang nyata atas apa yang disebutnya sebagai Islam moderat-itulah slogan Barat terhadap orang yang menerima entitas Yahudi, tidak menyerukan penerapan syariah, menyanjung Barat, dan diam saja dengan dominasi Barat di negegeri-negeri kaum Muslim-dan tentu saja, Turki merupakan contoh ideal yang selalu disuarakan oleh lembaga-lembaga politik Barat agar dijadikan contoh oleh negeri-negeri Islam yang menuntut penerapan syariah. Allah melaknat mereka, namun bagaimana mereka sampai berpaling?
Oleh karena itu, waspadalah agar tidak terus jatuh dalam perangkap dan jerat Barat, apapun bentuknya, yang mendatangkan penyesalan di kemudian hari.
Allah SWT berfirman: “Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya bersegera mendekati mereka, seraya berkata: ‘Kami takut akan mendapat bencana’. Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan, atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.” (TQS. Al-Maidah [5] : 52).
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 4/7/2011.