Dr. Saharuddin Daming, SH. MH.
Karena kevokalannya membela hak azasi kaum mayoritas yang notabene Muslim yang dilanggar oleh tirani minoritas, maka segelintir minoritas pegiat pluralisme dan liberalisme melalui milis mencap Dr. Saharuddin Daming, SH. MH. tidak pluralis. Mereka pun berencana mempetisi Daming untuk turun dari jabatannya sebagai komisioner di Komisi Nasional Hak Azasi Manusia. Lha, memang bila sudah duduk di Komnas HAM seorang Muslim tidak boleh membela agamanya?Bagaimana pula tanggapan Daming terhadap rencana petisi itu? Temukan jawabannya dalam wawancara wartawan mediaumat.com Joko Prasetyo, dengan satu-satunya komisioner Komnas HAM yang tuna netra ini.
Apakah saat ini HAM digunakan sebagai alat deislamisasi sehingga bila seorang Muslim duduk di Komnas HAM tidak boleh membela agamanya?
Oh iya, kalau kita perhatikan gerakan-gerakan mereka, mereka sangat alergi terhadap tema tema Islam, mereka adalah pendewa sekularisme yang tidak menginginkan agama itu memegang peranan penting.
Lantas bagaimana dengan Anda?
Saya menolak take over seluruh nilai-nilai HAM yang dipahami Barat ditransfer secara masif ke Indonesia, ya saya menentang keras itu. karena tatanan nilai kita beda banget. Kalau di sana mendewakan kebebasan, tidak memiliki kesusilaan, lantas masuk ke Indonesia yang lebih relijius, yang memiliki nilai kesopanan.
Khas Indonesia ini tentu harus dipertahankan, makanya nilai Islam yang mengajarkan tentang kebenaran, ketauhidan, keakhlakan dan berbagai hal-hal yang memang baku. Lantas ini semua dicoba untuk diobok-obok oleh paham yang mengatasnamakan HAM.
Wah tentu saja saya harus mengatakan tidak ada kompromi, karena bagi saya Islam adalah final, sesuatu yang tidak bisa dikompromikan kalau berhadapan dengan nilai-nilai di luar Islam.
Bagi saya Islam sesuatu yang absolut dan tidak boleh diutak-atik karena itu adalah wahyu, sehingga tidak bisa dibandingkan dengan HAM. Bagaimana pun sifat HAM itu dia adalah produk insaniah bersitaf relatif dan tunduk pada relatifisme, sehingga bodoh sekali pemikiran orang yang tiba-tiba mendewakan pikirannya sendiri.
Namun para pegiat HAM selalu mengatakan agama itu sektarian atau radikal, sedangkan nilai HAM universal bahkan absolut?
Mana mungkin pemikiran sepereti HAM itu tiba-tiba disebut sebagai sesuatu yang absolut dan universal. Saya kira yang meyakini HAM seperti itu, perlu belajar ulang tentang filsafat ilmu yang sudah dari dulu memformulasi bahwa sebuah sifat insaniah itu sifatnya temporal tidak ada yang abadi .
Allah SWT sajalah yang dengan segala wahyu-Nya yang abadi, absolut, total untuk semua zaman, tentu ini yang saya terima sebagai nilai universal.
Tapi Anda kan seorang komisioner HAM, yang pekerjaannya memang membela HAM…
Memang saya memperjuangkan tegaknya HAM tapi tentu saja bila bertentangan dengan nilai Islam tentu saya tidak bersedia untuk melakukannya, karena itu adalah kebodohan.
Saya kira sebagai pribadi Muslim harus berangkat dari komitmen seperti ini, makanya saya heran juga masih ada orang yang mengaku Muslim tapi ternyata lebih berkiblat dari pemikiran-pemikiran orang lain daripada agamanya sendiri. Lebih simpati dengan pemikiran bangsa lain daripada masyarakatnya sendiri. Bahkan lebih paham tentang nilai-nilai bangsa lain daripada nilai-nilai agamanya sendiri.
Karena prinsip Anda yang tegas itulah di sejumlah milis saat ini, ada rencana petisi agar Anda mundur dari jabatan komisioner Komnas HAM?
Ya saya kira begitu. Saya baru tahu ada rencana petisi itu. Saya juga tidak kenal dengan nama-nama yang mengajukan petisi itu. Terus terang, saya tidak pernah sedih dengan hal-hal semacam ini karena saya membela agama saya.
Jadi bila orang mempermasalahkan jabatan saya karena saya membela agama saya, tentu saja saya bangga. Sebaliknya, saya akan merasa sangat, sangat rugi, kalau saya dituntut mundur lantaran saya dianggap tidak bisa membela agama saya.
Karena dengan tegas Allah SWT menyatakan dalam Alquran Surat Adz Dzariat ayat 56, yang artinya, “Tidak Kuciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu.” Jadi apa sih tujuan hidup kita di dunia ini? Tiada lain hanyalah untuk mengabdi kepada Allah SWT.
Harus diingat juga, Allah SWT sudah mengingatkan Alquran Surat Al Baqarah ayat 120, yang artinya ” Dan tidak akan pernah rela orang-orang Yahudi dan Nasrani kepada kamu sehingga kamu mengikuti milah mereka.”
Jadi yang namanya kaum Yahudi dan kaum Nasrani itu Allah SWT ungkapkan kepada kita ternyata penuh kebencian terhadap orang-orang Islam. Mereka tidak pernah rela umat Islam itu digjaya dalam segala hal.
Nah, orang seperti saya itu mungkin dianggap mengganggu agenda-agenda mereka. Orang seperti saya mungkin dianggap sebagai penghalang gerakan-gerakan mereka, tapi saya tidak perdulilah, itu urusan mereka. (mediaumat.com, 15/7/2011)
sip pak, anda telah menjual jiwa, harta serta jabatan anda kepada jalan Allah, semoga Allah menempatkan Anda ke surganya yang tertinggi. sungguh ini menjadi inspirasi saya semoga juga yang lain