Dari Ujung Negeri Untuk Perjuangan Penegakan Syariah dan Khilafah

HTI Press. Diawali oleh undangan dari ketua Kelompok masyarakat Timor Timur yang berdomisili di Malili, Bapak Apolionario Dosreis Moreira yang ditujukan kepada  DPD HTI Lutim, undangan tersebut meminta kesediaan Syabab HTI untuk mengisi ceramah dalam rangka perayaan memperingati Isra’ Mi’raj  Nabi besar Muhammad SAW 1432 H.

Acara tersebut berlangsung pada hari ahad tanggal 4 Juli 2011 jam 10.35 WITA dan dibawakan oleh Ketua DPD HTI Luwu Timur Sulsel Ust Kustaji Abu Naufal, sebagaimana yang diamanatkan oleh ketua panitia pelaksana. Bertempat di musholah Harapan yang saat ini berfungsi sebagai masjid di Trans Lampia sebuah pemukiman transmigrasi yang dibangun untuk pemukiman warga muslim yang berasal dari Timor Timur yang saat ini berubah nama menjadi Timor Leste akibat huru hara setelah proses disintergrasi saat itu.

Masjid kecil ini memang sangat bersahaja, dengan bangunan setengah jadi tanpa jendela beralaskan plastik sederhana. Masjid yang dibangun swadaya oleh warga transmigran dan bantuan dari para Mukhlisin. Jangan membayangkan ada suara alunan nasyid untuk mengiringi dan menyambut tamu menjelaang berlangsunngya acara, yang ada hanyalah keheningan sunyi senyap karena memang tidak ada fasilitas untuk itu dan aliran listrik baru akan masuk ke lokasi ini setelah sekian lama pemukiman ini dibangun.

Hanya ungkapan keprihatinan yang terucap jika kita sempat langsung menyaksikan pemukiman ini, sebuah potret kemiskinan, keterbelakangan dan ketidakpedulian. Sebingkai potret hasil penerapan system kapitasl sekuler di negeri ini. kasihan saudara kita ini, padahal tidak lebih dari 50km dari lokasi pemukiman ini berdiri pabrik pengolahan tambang nickel terbesar di negeri ini. Yang sejatinya bisa memakmurkan mereka,  Jalanan mulus aspal setiap hari dilewati oleh mobil mewah pejabat daerah dan orang orang kaya, namun mereka hanya bisa menonton sambil terpana.

Hadir di acara tersebut tidak lebih dari puluhan jamaah. Namun semangat dan antusiasme tergambar dalam wajah mereka. Para orang tua dan anak-anak sebagai generasi penerus khusyu mendengarkan paparan pemateri. Dalam Tausiyahnya. Ust Kustaji Abu Naufal berpesan dalam kondisi apapun kita harus tetap Istiqomah dan taat pada aturan Allah SWT, serta tidak melupakan dakwah dan perjuangan. Kondisi sulit yang dialami oleh umat saat ini akibat tidak diterapkannya hukum Allah SWT.

Dalam pembukaannya  Bapak Apolionario Dosreis Moreira yang berganti nama menjadi Muh Arifin sebagai sesepuh (tokoh) masyarakat Timor Timur juga mengajak agar mendukung perjuangan penegakan syariah dan khilafah yang dimotori oleh Hizbut Tahrir.

Gaung pun bersambut. Dalam diskusi selepas acara bapak Mario Moreira (Sukarno M. Nur) selaku tokoh masyarakat dan imam masjid Harapan menegaskan bahwa masyarakat disini mendukung perjuangan tersebut, kemiskinan tidak menghalangi kami untuk memperjuangan tegaknya hukum Allah SWT bersama HTI. salah satu buktinya kami ikut berangkat mengikuti konferensi rajab di Makassar. Walaupun harus bersuyah payah menjadi pekerja pemecah batu dan menjadi tukang ojek untuk bisa membeli tiket KR harga 25.000.

Benar, Bapak Ust Mario Moreira (Sukarno M Nur), Ust Thomas Tilman Pareira (Timidzi)  dan Bapak Ust Apolionario Dosreis Moreira (Muh Arifin) beserta puluhan warga asal timor timur lainnya, berangkat mengikuti KR di Makassar melengkapi ratusan kontingen luwu timur dengan 8 kendaraan menempuh jarak 600km menuju Makassar, mereka ingin mensukseskan konferensi rajab ini dan menjadi saksi perjuangan penegakan syariah dan khilafah.

Sebagai tambahan, Luwu timur adalah salah satu kabupaten terujung di Sulawesi selatan. Dengan kontur bukit dan pegunungan. Beribukota di malili. Berbatasan langsung dengan Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. Di kabupaten inilah terdapat desa Soroako yang terkenal dengan daerah tambang. Adapun Trans Lampia adalah daerah transmigrasi di daerah perbukitan lampia berjarak kurang lebih 20km dari kota Malili.  Jika berkendara lewat darat dari Kota Makassar ke kota  Malili membutuhkan waktu 10-15 jam, dengan menempuh jarak 550-600km. Alhamdulillah di daerah ini suara penegakan syariah dan khilafah mulai nyaring lantang terdengar, menyambut seruan dakwah di seluruh penjuru dunia. (dpd hti lutim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*