Gempita Konferensi Rajab Tanjungpinang

HTI Press. Perhelatan akbar Konferensi  Rajab Tanjungpinang Ahad, 22 Rajab 1432 H/26 Juni 2011 yang diselenggarakan DPD II HTI Tanjungpinang – Kepulauan Riau akhirnya terselenggara dengan aman, tertib dan lancar. Selain dari Tanjungpinang ternyata peserta yang hadir juga ada yang datang dari Batam dan Bintan yang merupakan wilayah tetangga Kota Tanjungpinang. Peserta dari  luar daerah semisal Batam karena pulau terpisah maka ditempuh melalui perjalanan darat dan laut bahkan ada peserta sekeluarga nginap terlebih dahulu malam sebelumnya di Komplek Masjid.

Acara yang dilangsungkan di Aula Serbaguna Kantor Gubernur Kepulauan Riau dimulai dari sekitar jam 09.00 WIB dan berakhir menjelang waktu dzuhur dengan dihadiri lebih dari 600 orang, sementara target panitia sendiri adalah 400 orang. Peserta yang datang dari berbagai kalangan diantaranya: Ormas dan Orpol Islam, Tokoh Masyarakat, MUI, DMI, DDII, Majelis Taklim, pelajar, mahasiswa, Forum Komunikasi Masjid dan Mushala (FKMM), Forum Komunikasi Mubaligh (FKM) serta masyarakat umum yang sangat peduli dengan perjuangan penegakkan syariah dan khilafah.

Parade al-Liwa dan ar-Raya yang dibawakan para syabab HTI Tanjungpinang mengawali dimulainya acara yang kemudian juga mengantarkan para pembicara serta para pemberi testimoni naik ke panggung. Ketua DPD II HTI Tanjungpinang Ust. H. Muhammad Erwin Susanto, S.Si dalam sambutannya mengingatkan peristiwa di bulan Rajab selain Isra Mi’raj Rasulullah SAW yaitu runtuhnya Daulah Khilafah Islamiyyah sebagai pelindung umat yang darinya menjadi ummul jarain (induk segala kejahatan/kemaksiatan) sekaligus mengajak umat bersama Hizbut Tahrir memperjuangkan kembali penegakkannya.

Pembicara I Ust. Abu Faqih al-Melayui menegaskan bahwa Indonesia hingga saat ini masih terjajah dalam segala lini kehidupan oleh AS dan sekutunya dengan dibuktikan dengan dipaksakannya kapitalisme – sekuler diterapkan di negeri ini. Pembicara II Ust. Burhanuddin mengajak hadirin dan kaum muslim berjuang bersama dalam memperjuangkan tegaknya syariah dan khilafah yang sudah jelas kewajibannya berdasarkan al-Quran, as-Sunah, Ijmak Sahabat, dan para ulama serta menjadi solusi bagi seluruh problematika umat saat ini. Pembicara III Ust. Ramli Hamid, SHI memberikan gambaran konkrit fakta sejarah kegemilangan peradaban umat Islam khususnya sepanjang tegaknya khilafah yang tidak terbantahkan bahkan oleh kaum kafir sekalipun karena mereka pun merasakan langsung dan ini juga pasti akan terjadi lagi ketika khilafah itu tegak kembali. Ust Agus Sugandi sebagai Pembicara IV menepiskan keraguan, kekhawatiran dan ketakutan kaum muslim apabila khilafah tegak karena selain kekuatan ideologi yang dimilikinya, seluruh negeri-negeri muslim diberkati Allah SWT dengan SDA dan SDM yang luar biasa potensinya untuk dapat mengayomi dan mensejahterakan serta melindungi warganya dari serangan kaum kafir. Pembicara V Ust. Abu Kholil menegaskan bahwa tegaknya kembali khilafah yang mengikuti manhaj kenabian adalah pasti karena merupakan janji Allah SWT baik dalam al-Quran ataupun as-Sunah yang kehadirannya sangat layak dinantikan karena dibutuhkan umat manusia bahkan alam ini. Terakhir, Ust Aziz Ibnu Fathoni dari DPP HTI menyerukan bersegera mengupayakan dengan segenap apa yang kita miliki untuk berjuang demi tegaknya khilafah karena ini merupakan kewajiban yang pasti dari Allah dan rasul-Nya. Umat muslim harus bergabung dengan jamaah yang berjuang menegakkannya.

Testimoni yang disampaikan oleh Ruhazaitul Helmi (Pelajar/Mahasiswa), Ust. H. Masriyuddin Aziz (Ulama), Erwin Pohan, MPi (Intelektual), dan Ustadzah Endang Susilawati, seluruhnya mendukung penegakkan syariah dan khilafah serta bersama-sama mengajak bergabung dengan HTI untuk berjuang dalam mewujudkannya. Secara khusus Ruhazatul Helmi dengan lantang dan tegas untuk mengganti sistem sekuler saat ini beralih menjadi sistem Islam dalam bingkai Daulah Khilafah Islamiyyah. Erwin Pohan, MPi menekankan bahwa bukan hanya aspek ibadah (mahdlah) saja yang menerapkan hukum Islam tetapi wajib seluruhnya meliputi ipolekbudhankam  (ideologi, politik, budaya, pertahanan dan keamanan) mengikuti juga hukum Islam. Ust H. Masriyuddin Aziz mengingatkan bahwa pertolongan Allah dengan wujud tegaknya khilafah hanya akan terjadi ketika yang memperjuangkannya benar-benar ikhlas dan taat pada aturan-Nya.

Sepanjang acara berlangsung para peserta nampak antusias dan khidmat menyimak setiap materi yang disampaikan dari awal hingga akhir. Walaupun dengan segala keterbatasan yang ada namun tidak menyurutkan semangat mereka sehingga sangat terasa rasa kebersamaan dan persatuan dengan sikap dan tekad yang satu yaitu berjuang bersama dalam menegakkan syariah dan khilafah. Pekik takbir sering terdengar sepanjang acara berlangsung sehingga semakin menambah gegap gempita suasana. Selain parade pengibaran al-Liwa dan ar-Raya di awal acara, panitia juga menghadirkan adik-adik TPA al-Hasanah Bintan Timur Kab. Bintan sebagai bagian pengisi acara. Mereka tampil dua kali di sela pemaparan pembicara. Yang pertama adalah persembahan Tari Saman dengan diiringi lagu shalawat yang dibawakan dua orang diantara mereka sendiri. Nasyid “Tiada Islam Tanpa Syariah” menjadi persembahan kedua yang mampu membakar semangat hadirin apalagi ditambah dengan pengibaran al-Liwa dan ar-Raya oleh mereka dan para hadirin.

Menjelang dzuhur alhamdulillah seluruh rangkaian acara Konferensi Rajab selesai dilangsungkan. Para peserta tidak ada yang tidak bersepakat untuk bersama-sama Hizbut Tahrir berjuang menegakkan syariah dan khilafah yang mutlak untuk menggapai kesejahteraan dunia dan akhirat.[]

2 comments

  1. Alhamdulillah… KR Tg Pinang dapat terlaksana dengan sukses,syukhron jazakallah khair kepada semua pihak yang turut membantu penyelenggaraannya…

  2. semoga HTI terus maju….
    Dengan adanya Konferensi Rajab Tanjungpinang, semoga dapat lebih baik dan hidup sejahtera di bawah naungan khilafah… Amin..

    Salam Buat Semuanya….

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*