Rezim pemerintah sektarian preman Baath di Suriah terus melakukan rangkaian pembantaian mengerikan oleh pasukannya di kota-kota Syria dan di berbagai daerah pedesaan terhadap setiap kerumunan rakyat yang menyerukan untuk menjatuhkan rezim.
Setelah pengepungan dan penyerbuan kota Hama dengan tank, serta pembantaian lebih dari seratus orang, maka pasukan keamanan preman berhasil mengendalikan kota Basilah dari semua penjurunya hingga mencapai jantung kota, menguasai alun-alun utama, menangkap ribuan warga, dan mengusir sebagian besar lainnya ke luar. Kemudian pindah ke kota-kota, seperti Ar-Riqqah, Damaskus, Latakia serta di beberapa kota dan desa yang lain. Di tempat-tempat itu pasukan keamanan preman melakukan pembantaian, penghancuran, pengepungan, pemutusan air, listrik dan komunikasi dari kota-kota lainnya. Sehingga keberadaannya seperti pasukan invasi dan pendudukan.
Apa yang dilakukan rezim sektarian preman di Suariah, seperti beragam pembantaian terhadap penduduknya, tetap para rezim Arab berkonspirasi untuk menutup mulut terhadap apa yang dialami rakyat Suriah. Mereka tidak bersuara, meski hanya sekedar basa basi dengan mengeluarkan satu pernyataan kecaman atau pengingkaran.
Sementara negara-negara besar di Barat membuat pernyataan kecaman dan ketidaksetujuan namun tanpa melakukan tindakan apapun untuk membantu rakyat di Suriah.
Akan tetapi kejolak rakyat di Suriah dari hari ke hari terus berkembang hingga berubah menjadi konfrontasi bersenjata di beberapa daerah antara tentara rezim dan para pembangkang, sehingga dikhawatirkan terjadinya perang saudara yang sulit dihentikan kecuali dengan lengsernya rezim (kantor berita HT, 6/8/2011).