Kaum Muslim Paris yang selama ini melaksanakan sholat jamaah di jalan-jalan di lingkungan Paris telah ditawari sebuah barak bekas untuk tempat sholat, Perancis Claude Guéant Menteri Dalam Negeri mengumumkan hal tersebut pada Senin (9/8). Para tokoh Muslim telah mengunjungi tempat tersebut dan sepakat bahwa itu cocok, katanya.
“Sholat di jalan adalah sesuatu yang tidak dapat diterima,” kata Guéant kantor berita AFP, bersikeras bahwa itu bertentangan dengan prinsip-prinsip sekuler negara Perancis. “Ini harus dihentikan.”
Kaum Muslim selama ini melaksanakan sholat di depan umum di dua jalan di Jl. Paris’s 18th arrondissement – rues Myrha dan Polonceau – pada beberapa waktu dikarenakan masjid lokal tidak bisa menampung Jamaah.
Upaya pelarangan sholat di Jalan ini diusulkan dan didukung oleh sayap kanan dan kelompok-kelompok Islamofobia, untuk mengatur pesta jalanan sosis dan anggur, yang dilarang oleh pemerintah kota tetapi melahirkan peristiwa peniru di tempat lain. Pemimpin Front Nasional Laut le Pen mengungkap kontroversi Desember lalu ketika ia membandingkannya dengan pendudukan Jerman dalam Perang Dunia II.
Para tokoh Muslim Perancis telah mengunjungi barak bekas di distrik yang sama dan setuju bahwa hal ini adalah tepat, menurut Guéant, hal itu akan siap untuk digunakan pada tanggal 16 September.
Pengumuman bahwa praktek sholat di jalanan harus diakhiri akan dilakukan sepanjang bulan puasa Ramadhan, katanya.
Tindakan yang diambil untuk menemukan solusi yang sama di kota kedua Prancis, Marseille, di mana sholat di jalanan juga dilaporkan terjadi. (rfi.fr, 8/8/2011)