Kota pesisir Latakia dibombardir oleh pasukan Assad dari darat dan laut pada hari Ahad (14/8), akibatnya 26 warga meninggal. Aksi gila pasukan Assad ini dilakukan untuk membubarkan aksi protes rakyat terhadap pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.
Para aktivis di bidang hak asasi manusia mengatakan bahwa pasukan Assad sejak awal bulan Ramadhan, pada awal Agustus telah menyerang kota-kota besar dan daerah sekitarnya, di mana hal itu telah memicu berbagai aksi protes yang menuntut kebebasan politik dan mengakhiri kekuasaan keluarga Assad, yang telah berkuasa selama 41 tahun.
Seorang saksi mengatakan kepada “Reuters”, melalui pembicaraan telepon dari Latakia, “Aku melihat dua kapal hantu meluncurkan rudal di distrik al Ramel.” Sementara tank-tank dan kendaraan lapis baja telah dikerahkan di Latakia tiga bulan lalu untuk melenyapkan berbagai aksi protes anti-Assad di wilayah kota yang dihuni oleh mayoritas kaum Sunni.
Ia menambahkan: “Ini adalah serangan paling mematikan di Latakia sejak dimulainya pemberontakan. Setiap orang yang terlihat kepalanya dari jendela berisiko terkena tembakan. Tujuan akhir mereka adalah melenyapkan setiap bentuk demonstrasi.”
Saksi mata mengatakan bahwa “20 ribu orang setiap hari berdemonstrasi di pusat kota untuk menuntut diakhirinya pemerintahan Assad di berbagai wilayah kota setelah shalat taraweh.”
Organisasi Suriah untuk Hak Asasi Manusia, yang dipimpin oleh Ammar al-Qurabi mengatakan telah memiliki daftar dari 26 warga sipil yang meninggal di Latakia, termasuk seorang gadis kecil bernama Ola Gabalawy, yang masih berusia dua tahun. Pembantaian ini dilakukan setelah meninggalnya 20 warga sipil yang ditembak mati oleh pasukan keamanan Suriah selama aksi demonstrasi yang berlangsung di seluruh penjuru negeri pada hari Jum’at.
Assad punya hubungan erat dengan desa Qardaha, yang terletak 28 kilometer di sebelah tenggara Latakia, di mana di tempat itu ayahnya, Presiden Hafez al-Assad dimakamkan.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan bahwa “Sebagian besar yang meninggal dan terluka adalah akibat tembakan senjata otomatis dengan sasaran daerah padat penduduk.”
Organisasi itu mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkannya bahwa setelah pasukan menghujankan peluru, pasukan “Syabikhah”, yaitu pasukan milisi loyalis Assad tiba di alun-alun utama di distrik al Ramel, di mana kerumunan massa sedang melakukan aksi demonstrasi damai menuntut kebebasan dan lengsernya rezim (mediaumat.com, 15/8/2011).