Jakarta – Praktik korupsi telah menyentuh seluruh aspek, tak terkecuali dalam dunia pendidikan. Menurut Koordinator Divisi Monitoring Pelayanan Publik Indonesia Corruption Watch (ICW), Febri Hendri, praktik korupsi terjadi di setiap sekolah.
“Korupsi terjadi di setiap sekolah. Indikasinya yaitu dengan terjadinya mark-up atau penyelewengan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah-red),” kata Febri dalam diskusi ‘APBS Partisipatif Sebagai Solusi Mengatasi Korupsi di Dunia Pendidikan’ di Hotel Sofyan, Jl Cut Mutia, Jakarta, Kamis (25/8/2011).
Berdasarkan data ICW, pada 2005-2009 aparat penegak hukum telah berhasil menindak kasus korupsi di sektor pendidikan. Kasus tersebut antara lain pengelolaan dana BOS, tunjangan guru, serta sarana dan prasarana pendidikan. Kerugian negara paling sedikit sebesar Rp 243 juta.
“Korupsi menyebabkan berkurangnya dana pendidikan. Akibatnya, peserta didik dan orang tua murid dibebani berbagai pungutan untuk menutupi kekurangan tersebut,” tuturnya.
Febri menambahkan, meski dibebani berbagai pungutan, orang tua murid tidak mendapatkan informasi yang jelas mengenai pengelolaan dana sekolah. Pihak sekolah dan dinas pendidikan menutup informasi pendapatan dan belanja sekolah.
“Hal ini mereka lakukan untuk menutupi kecurangan yang dilakukan dalam pengelolaan dana sekolah,” terangnya. (detiknews.com, 25/8/2011)
Inilah yang terjadi jika kepemimpinan tidak amanah, kepemimpinan yg lahir dari sistem yg serakah mreka hanya takut pada manusia tetapi tidak takut pada Allah. saatnya berpaling kepada syariat Allah yg mengajarkan manusia untuk takut kepada Allah, bukan pada manusia.
Sangat mengerikan kalau sekolah sudah menjadi sarang praktek korrup. Kita akan tenggelam dan hancur. Saya kira untuk jangka panjang akan terjadi perpecahan negara ini, karena negara ini dimonopoli oleh kelompok tertentu.
makanya didik generasi penerus kita untuk takut kepada ALLOH ,menegakkan hukum2 ALLOH,BUANG AJA SISTEM DEMOKRASI