Laporan Terbaru Merinci Akar dan Pendanaan Mesin Islamophobia

Menurut sebuah laporan yang dikeluarkan pada hari Jumat (Agustus 26) oleh Center for American Progress yang berhaluan kiri, sejumlah kecil yayasan konservatif mendorong sejumlah aktivis anti-Islam untuk memicu peningkatan Islamofobia.

Laporan setebal 130 halaman itu (download disini) mengidentifikasi tujuh penyandang dana konservatif yang antara tahun 2001 hingga 2009 memberikan dana sebesar $ 42.6 juta yang mencetuskan delapan entitas anti-Islam, yang sebagian besar dari penyandang dana itu dipimpin oleh individu dimana para kritikus mengatakan bahwa mereka membentuk sebuah jaringan terorganisir.

Laporan ini merupakan yang terbaru yang dilaporkan oleh CNN, The New York Times dan The Tennessee yang meneliti organisasi-organisasi itu. Para penulis laporan CAP berharap bahwa tekanan publik akan membujuk para donor itu untuk menghentikan pendanaan bagi kelompok-kelompok ini.

“Tujuan dari laporan ini adalah sederhana. Kami ingin mengakhiri Islamofobia, “kata Faiz Shakir,  salah seorang penulis laporan itu.

The Donor Capital Fund di Alexandria, Virginia, adalah penyandang dana tunggal terbesar dan pemberi uang terbesar yakni  sebesar, $18 juta, bagi the Clarion Fund, yang pada tahun 2008 membayar jutaan dolar dalam rangka menyebarkan DVD anti-Muslim melalui koran-koran lokal.

Tiga penyandang dana terbesar berikutnya yang disebutkan dalam laporan itu adalah yayasan penerbit surat kabar milik Richard Mellon Scaife ($ 7.9 juta ), Lynde and Bradley Foundation ($ 5,4 juta), dan the Russell Berrie Foundation ($ 3,1 juta)

Selain Clarion Fund, penerima dana lain diantaranya

Situs http://www.jihadwatch.org/ ;

Forum Timur Tengah -Middle East Forum-yang dikepalai oleh seorang akademisi Daniel Pipes http://www.meforum.org/;

Proyek Investigasi bagi Terorisme -Investigative Project on Terrorism- yang dipimpin oleh mantan reporter CNN Steven Emerson (http://www.investigativeproject.org/) ,

dan Pusat Kebijakan Keamanan -Center for Security Policy, yang dipimpin oleh Frank Gaffney (http://www.centerforsecuritypolicy.org/index.xml), seorang mantan pejabat pertahanan pada masa pemerintahan Reagan.

Huffington Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*