Liqo Syawal dan Open House Muslimah HTI Balikpapan

HTI Press. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, Muslimah HTI Balikpapan  kembali menyelenggarakan acara Liqo Syawal, dengan mengundang muslimah di kota Balikpapan. Acara yang ditujukan untuk meningkatkan silah ukhuwah antar muslimah di Balikpapan ini mengambil tempat di Aula Masjid Istiqomah Balikpapan,(Ahad/18/9).

Meskipun diguyur hujan, sekitar 250 muslimah memenuhi aula Masjid dan mengikuti acara hingga usai.

Acara yang dikemas dengan format diskusi menghadirkan tiga orang ustadzah dari Muslimah Hizbut Tahrir yakni Fana Trisanti, Zulfa Khoirunniswah dan Dinnar Fitriani.

Berbagai pertanyaan diajukan oleh para undangan, seperti pertanyaan seputar imunisasi, MLM, jilbab, berbagai kasus kerusuhan di Indonesia hingga pertanyaan mengenai fenomena penampakan mahluk-mahluk ghaib yang cukup sering diberitakan di berbagai media. Salah seorang muslimah yang juga pengajar salah satu sekolah kejuruan di Balikpapan juga menyatakan ketertarikannya untuk mengkaji bersama Muslimah Hizbut Tahrir Balikpapan, yang disambut baik dengan memberikan alamat maktab dan mempersilakan yang bersangkutan untuk menghubungi salah satu anggota MHTI yang hadir pada acara tersebut.

Dalam diskusi disampaikan bahwa saat ini banyak terjadi pengalihan perhatian kaum muslimin dari hal-hal yang penting untuk diperhatikan. Sebagai contoh adalah maraknya berita dan blow up media seputar penampakan hal-hal ghaib yang dijadikan diskusi berkepanjangan dan menghabiskan waktu dan energy kaum muslimin. Padahal banyak permasalahan lain yang lebih penting dan urgent untuk diselesaikan oleh kaum muslimin, seperti terpecah belahnya umat yang tercermin dalam perbedaan penentuan satu syawal, tidak mampunya kaum muslimin untuk membantu saudaranya di Palestina, Somalia, Kenya, dan sebagainya.

Selain itu, dari diskusi seputar tantangan dalam melaksanakan kewajiban seorang muslim sebagai individu, seperti menutup aurat, mengajarkan disiplin sholat pada anak dan sebagainya, dapat disimpulkan bahwa bila saja syariah telah menjadi nilai-nilai yang diadopsi oleh masyarakat dan diterapkan sebagai hukum positif oleh negara, maka ketaqwaan individu bukan lagi satu-satunya pilar yang menopang pelaksanaan kewajiban individu tersebut. Bila masyarakat telah mengadopsi nilai-nilai syariat dan negara menerapkannya sebagai hukum positif, maka akan ada kontrol baik dari masyarakat maupun pemerintah untuk memastikan kewajiban tersebut dapat terlaksana dengan sempurna. Dari sini dapat disimpulkan bahwa memang penerapan syariah oleh negara menjadi suatu kebutuhan bagi kaum muslimin.

Diskusi dan tanya jawab ini diakhiri pada sekitar pukul 11.30 dengan saling bersalam-salaman dan makan siang bersama.[]

One comment

  1. Assalamu’alaikum wr wb, bisa minta tolong infonya jadwal kajian muslimah di masjid Istiqomah Balikpapan? Saya baru datang k Balikpapan ini. Wassalam, Nun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*