Kelompok Islam Desak Pemerintah Libanon Hentikan Tindakan Represif Terhadap Para Pengunjuk Rasa

Sebuah pertemuan kelompok-kelompok Islam mendesak pemerintah Libanon, Ahad, untuk mengakhiri tindakan “represif” mereka terhadap para anggotanya yang mendukung penggulingan Suriah, menjanjikan tidak akan tergoyahkan oleh tindakan-tindakan tersebut.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan selama konferensi pers di markas Hizbut Tahrir di Tripoli, kelompok itu mengatakan bahwa pihak berwenang Libanon telah mecegah dan juga menangkapi rakyat yang hendak ambil bagian dalam demonstrasi untuk mendukung protes rakyat Suriah.

“Beberapa orang ditangkap,” kata Sheikh Adnan Mezian. “Mereka dirujuk ke pengadilan militer meskipun ia warga sipil dan beberapa masih di penjara tanpa diadili.”

Selain Hizbut Tahrir, Asosiasi Islam Bersatu yang berbasi di Beirut, Asosiasi Reformasi Islam di Tripoli dan kelompok-kelompok kecil lainnya, bersama sejumlah syeikh, ambil bagian dalam sebuah pertemuan sebelum konferensi pers.

Pernyataan itu mengatakan bahwa beberapa “tokoh” dari gerakan-gerakan Islam telah dipanggil dan diinterogasi oleh pengadilan militer.

Kelompok-kelompok tersebut menyerukan kepada pihak berwenang untuk menghentikan tindakan-tindakan melawan rakyat yang menentang rezim Suriah dan yang mencerminkan opini publik dengan bersimpati dengan rakyat tertindas di Suriah.

“Komite Islam di Libanon berjanji, saudara-saudara di Suriah bahwa mereka tidak akan kembali dalam dukungan mereka, secara politik, pupuler, dan melalui media,” kata Mezian.

Ahmad Qashash, petugas media resmi Hizbut Tahrir, mengatakan, bahwa Imad Munla, seorang anggota partai dan penduduk Beirut, ditangkap oleh pihak berwenang setelah mereka menemukan selebaran di mobil-mobilnya yang mengkritik komentar terbaru tentang kerusuhan di Suriah oleh Maronite Patriach Beshara Rai.

Menurut Qashash, Munla dituduh menghina mliter ketika ia mengkritiknya untuk mencegak sebuah demonstrasi yang direncanakan oleh Hizbut Tahrir di dekat perbatasan Suriah-Libanon pada bulan Agustus.

“Dia telah ditahan selama 16 hari tanpa diadili,” kata Qashash.

Sebuah sumber mengatakan media setempat bahwa Munla “sangat menentang” ketika personil tentara Libanon menahannya dan menggambarkan personil tersebut sebagai seorang “kafir” yang telah berkolaborasi dengan tentara Suriah, menambahkan bahwa Munla akan menghadapi persidangan atas tuduhan ini.

Tiga anggota muda Hizbut Tahrir dari Tripoli juga ditahan dengan tuduhan yang sama tetapi kemudian dibebaskan, kata Qashash.

Demikianlah, dakwah para pemuda penyeru syariah dan Khilafah tak kenal lelah terus menyerukan kebenaran, sekalipun diancam dengan penjara. Namun, semua tidak menyurutkan kegigihan para pengemban dakwah untuk mendukung perjuangan rakyat Suriah melawan rezim diktator.

Semua ini hanya mengingatkan kita kepada Nabi Saw., yang telah bersabda, “Akan senantiasa ada sekelompok orang dari umatku yang berpegang teguh pada perintah Allah, mereka tidak akan menjadi celakan oleh orang-orang yang menentang mereka atau yang meninggalkan mereka, hingga perintah Allah datang dan mereka akan menang atas umat manusia.” (syabab.com, 4/10/2011)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*