Hari Kamis (13/10/2011) ini kesibukan luar biasa terjadi di Cikeas. Sejak pagi, wartawan berdatangan ke kompleks kediaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Puri Cikeas Indah, Jawa Barat, untuk meliput kegiatan Yudhoyono berolahraga.
“Wartawan dipersilakan meliput Bapak Presiden berolahraga karena ada berita yang menyebutkan Bapak sakit jantung,” kata Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha, Rabu (12/10/2011) malam.
Setelah itu dilanjutkan acara pemanggilan wakil menteri. Ini acara penting karena terkait dengan isu reshuffle (perombakan kabinet) yang ingar-bingarnya sudah dimulai lebih dari sebulan lalu.
Staf Biro Pers Istana tidak kalah sibuk. Sejak pagi mereka mempersiapkan kursi dan meja di halaman kediaman Yudhoyono untuk tempat wartawan bakal duduk dan bekerja seharian meliput reshuffle. Reshuffle sungguh menjadi topik yang banyak diberitakan beberapa waktu belakangan ini.
Jangan heran, spekulasi, rumor, dan gosip pun bertebaran tiada henti di sejumlah media. Si A bakal menjadi menteri, si B akan dicopot, dan sebagainya. Beberapa pekan silam, entah bagaimana, Presiden sampai merasa perlu membuat jumpa pers di Kantor Presiden untuk membantah nama-nama yang dikabarkan bakal menjadi menteri. Kata Presiden, nama-nama itu bukan berasal dari Istana, bukan dari dirinya.
Kamis ini, “tontonan” reshuffle yang sesungguhnya barulah dimulai dan diawali dengan kedatangan sejumlah orang yang dipanggil untuk menjadi wakil menteri. Setelah bertemu Presiden di ruangan dalam rumah, sang calon wakil menteri keluar menuju halaman.
Kepada wartawan yang berkumpul dengan penuh semangat di halaman, si calon wakil menteri tidak kalah bersemangatnya dalam menyampaikan program-program kementerian yang dibicarakan dengan Presiden.
Pada tengah hari, tontonan reshuffle semakin seru. Pemimpin parpol koalisi mulai tiba. Berdatangan satu per satu, Aburizal Bakrie (Ketua Umum Partai Golkar), Anas Urbaningrum (Ketua Umum Partai Demokrat), Suryadharma Ali (Ketua Umum Partai Suryadharma Ali), dan lain-lain. Ketika seorang ketua umum masuk ke halaman, belasan, mungkin puluhan, reporter televisi, media cetak, dan media online segera memburunya.
Si ketua umum ditanyai tentang maksud kedatangan dan kemungkinan pengurangan jatah kursi dari partainya. Sementara ini belum diketahui kapan para menteri akan dipanggil.
Kemungkinan Jumat besok. Jadi, tontonan reshuffle masih belum berakhir karena puncak, atau klimaks, dari tontonan itu mungkin baru berlangsung Jumat besok.
Reshuffle, berulang kali disampaikan Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa, ditujukan untuk meningkatkan kinerja pemerintahan. Dengan reshuffle, yang isunya cukup membuat gaduh itu, Presiden ingin tiga tahun sisa masa kekuasaannya berjalan efektif. Kita tunggu saja.
Benarkah reshuffle kali ini ditujukan demi rakyat, ataukah tidak demi siapa-siapa, selain hanya demi menjadi “tontonan”? (kompas.com, 13/10/2011)