Dalam Pembicaraan dengan Hizbullah, Hizbut Tahrir Mengangkat Permasalahan Dampak Intelejen yang Berlebihan

Sebuah delegasi Hizbut-Tahrir Al-Islaami yang dipimpin oleh Doktor Muhammad Jabir, dengan ditemani oleh Salaam Shalih dari ‘Dewan Politik’ Hizbullah diterima oleh anggota anggota dewan yakni Syeikh Abdul Majeed-Ammaar dan Muhammad Shalih.

Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Hizbullah, pertemuan itu membahas situasi Arab dan Islam secara umum di samping permasalahan internal Lebanon dan perlunya gerakan-gerakan Islam untuk bekerja sama dalam menghadapi agenda Amerika dan Zionis dan dukungan bagi perlawanan.

Sumber kepemimpinan Hizbut Tahrir mengatakan kepada Safeer bahwa pertemuan yang menyertakan kepemimpinan Hizbut Tahrir dengan kepemimpinan Hizbullah adalah bagian dari pertemuan yang dilakukan oleh Hizbut-Tahrir dengan semua kelompok-kelompok Islam di Lebanon yang berkaitan dengan terjadinya Intifaadah (pemberontakan) yang telah terjadi di dunia Arab dan khususnya apa yang sedang terjadi di Suriah.

Mereka menambahkan bahwa kepemimpinan Hizbut-Tahrir menginformasikan kepada kepimpinan Hizbullah mengenai posisi mereka yang dikenal dalam mendukung revolusi rakyat Suriah dan hak rakyat Suriah untuk memberontak melawan tirani.
Pertemuan itu memfokuskan pada situasi lokal di mana Hizbut Tahrir berbicara tentang “akibat adanya komitmen intelijen militer Libanon yang berlebihan terutama dalam kaitannya dengan rakyat yang bersimpati dengan revolusi Suriah di samping adanya penangkapan yang telah mempengaruhi Shabab Hizbut Tahrir dan khususnya mengenai para Shabab Hizbut Tahrir yang masih tetap berada dalam tahanan setelah satu bulan tanpa dijatuhi hukuman yang dikeluarkan di pengadilan militer dan mereka juga menegaskan: “Bahwa mereka tidak akan diam atas akibat-akibat yang berlebihan ini “.

Dan sebuah sumber Hizbut Tahrir menunjukkan bahwa “Karena Hizbullah adalah mitra utama pada hari ini di pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Najeeb Meqaati, kepemimpinan Hizbut Tahrir ingin mengetahui posisi Hizbullah yang berkaitan dengan akibat berlebihan atas aktifitas intelejen militer ini dan hal ini dirasakan oleh Hizbut Tahrir bahwa mereka tidak yakin dengan metodologi pasukan keamanan dalam masalah ini menurut sumber yang (dianggap) berasal dari Hizbut-Tahrir.

Kepemimpinan Hizbut Tahrir juga menginformasikan kepada Kepimpinan Hizbullah atas pendapatnya dalam kaitannya dengan program fitnah (masalah dan perselisihan) yang telah tersebar dalam kaitannya dengan peristiwa di Suriah. Kepemimpinan juga menegaskan bahwa: “Intifaadah (pemberontakan) yang terjadi di Suriah bukanlah sektarian dan jika semua rakyat di Lebanon berdiri mendukung rakyat Suriah yang tertindas maka ini akan meninggalkan ruang atas terjadinya semua jenis fitnah (masalah / perselisihan ). ” (assafir.com, 19/10/2011)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*