HTI Press. DPD HTI Kota Bekasi melakukan kunjungan resmi ke DPD Golkar Kota Bekasi, Sabtu 22 Oktober 2011. Utusan DPD HTI Kota Bekasi terdiri atas Ust Jumadi, Ust Agung, Ust Ahmad, Bagus, Ruiyat dan Handi. Sementara itu, DPD Golkar Kota Bekasi diwakili oleh Sekretaris bidang agama, Ust. Sirajuddin, serta didampingi oleh Ustadzah Hj. Tuti dan Hj. Maqbulah.
Ust. Agung menyampaikan dengan singkat tentang aktivitas Hizbut Tahrir di Bekasi, Indonesia, dan seluruh dunia. Hizbut Tahrir sebagai partai politik yang berideologi Islam selalu menyeru kepada seluruh komponen masyarakat di dunia untuk bersama-sama berjuang menerapkan Syariah dan menegakkan Khilafah.
Ust. Agung juga mengutarakan maksud kunjungan tersebut, yaitu menjalin silaturahim, ukhuwah Islamiyah, dan mencegah miskomunikasi yang mungkin ada diantara kedua belah pihak.
Hj. Tuti mempertanyakan HTI yang dianggap oleh sebagian masyarakat sebagai “momok” yang menakutkan. Pertanyaan ini kemudian dijawab oleh Ust. Agung. Tidak perlu ada ketakutan dan kekhawatiran kepada HTI, sebab HTI selalu berjuang secara intelektual, pemikiran, politis, anti kekerasan, serta meneladani jalan yang ditempuh oleh Rasulullah Muhammad SAW.
Ust. Sirajuddin berulang-ulang mempertanyakan langkah real apa yang telah dilaksanakan oleh HTI terkait dengan masalah umat di bidang ekonomi. Golkar telah banyak membantu umat, misalnya dengan bakti sosial, bantuan kredit/modal usaha kecil, dan sebagainya.
Ust. Ahmad menjawab dengan tegas bahwa HTI tidak berada di dalam kapasitas melakukan langkah-langkah real pengentasan masalah ekonomi umat, karena itu adalah kewajiban negara dan pemerintah.
Fungsi partai politik diantaranya untuk mengkritisi kebijakan pemerintah (muhasabah lil hukkam), bukan terjun langsung mengatasi masalah umat. Justru pemerintahlah yang seharusnya berperan secara real untuk menuntaskan masalah di bidang ekonomi, misalnya dengan membatalkan kontrak karya dengan Freeport, Exxon, Chevron, dll, serta mengembalikan hasil sumber kekayaan alam itu secara jujur kepada umat.
Ust. Jumadi menambahkan dengan sebuah perumpamaan tentang pentingnya membedakan kapasitas. “Seorang guru tentu menggunakan kata-kata untuk mengajar murid-muridnya. Apa yang terjadi bila guru tidak menggunakan lisan, tapi dengan tangan atau kaki? Hampir bisa dipastikan murid itu akan benjol-benjol !” Kelakar itu disambut oleh gelak tawa hadirin. [af]
alhamdulillah..inilah bentuk real dakwah kepada penguasa..semoga semakin banyak kegiatan seperti ini..dan semakin banyak pencerahan dan pelurusan tentang metode dakwah yang di emban yang insya Alloh semakin banyak penguasa2 yang tercerahkan dan mau mengambil bagian dalam dakwah ini…Allohu akbar…selamat kepada dpd HTI Bekasi..tetap semangat..!!!