An-Nahdhah: Kami Akan Bekerja Untuk Membangun Masyarakat Sekuler Pluralistik

Setelah kemenangan Partai Islam An-Nahdhah, dengan meraih jumlah suara terbesar dalam pemilihan Tunisia. “Partai Islam An-Nahdhah menang, namun tidak mendapatkan suara mayoritas untuk membentuk pemerintahan sendiri.” Dalam hal ini, partai berjanji untuk merealisasikan kehidupan politik yang demokratis, sekuler dan multi-partai. Sementara partai saingannya, Partai Demokratik Progresif mengakui kekalahannya dalam pemilu tersebut.

Partai Islam An-Nahdhah Tunisia-yang menang dengan meraih jumlah suara terbesar dalam pemilihan Tunisia, yang berlangsung pada hari Ahad (23/10)-berjanji akan bekerja untuk membentuk masyarakat pluralistik, sekuler dan menghormati hak asasi manusia.

Partai juga meyakinkan para investor perdagangan untuk bekerja “secepat mungkin” mewujudkan stabilitas di negara itu. Partai menyatakan komitmennya untuk menghormati hak-hak perempuan, serta semua pejanjian, piagam dan kesepakatan yang dibuat pada era pemerintahan sebelumnya.

Abdul Hamid Jalashi, seorang anggota Biro Eksekutif Partai Islam An-Nahdhah mengatakan kepada wartawan pada hari Senin (24/10), di ibukota Tunis: “Kami ingin meyakinkan para mitra perdagangan dan perekonomian kami, serta semua aktor dan para investor, bahwa kami berharap “secepat mungkin” bisa mewujudkan stabilitas dan kondisi yang kondusif untuk investasi di Tunisia.”

Di sisi lain, Nuruddin Buhairi, anggota Biro Politik Partai Islam An-Nahdhah menegaskan komitmen partainya untuk “menghormati hak-hak perempuan dan semua perjanjian negara Tunisia.”

Buhairi mengatakan: “Kami sedang merekonstruksi lembaga-lembaga konstitusional yang didasarkan pada penghormatan terhadap hukum dan independensi peradilan, serta menghormati hak-hak perempuan, bahkan mendukungnya berdasarkan kesetaraan di antara warga negara, tanpa melihat keyakinannya, jenis kelaminnya dan keanggotaannya di sebuah organisasi.”

Ia menambahkan: “Di sisi lain, kami berkomitmen untuk menghormati semua perjanjian negara Tunisia, keamanan negara, perdamaian internasional dan keamanan di wilayah Mediterania.”

Sementara itu, persaingan ketat antara dua partai kiri, yaitu Partai Aliansi untuk Pekerjaan (at-Takattul), yang dipimpin oleh Mustafa bin Ja’far, dan Partai Kongres untuk Republik (CPR), yang dipimpin oleh Munshif Marzuki, untuk menduduki posisi kedua dalam pemilihan Majelis Konstituante (maannews.net, 25/10/2011).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*