Demonstrasi di Benghazi Tuntut Penerapan Syariah

Ratusan orang berdemonstrasi pada hari Jum’at (27/10) di Benghazi, di sebelah Timur Libya. Mereka menuntut agar syariah Islam menjadi dasar bagi konstitusi Libya yang baru.

Para demonstran yang berkumpul di alun-alun Tahrir, tempat di mana revolusi rakyat terhadap Muammar Gaddafi dimulai, mengatakan: “Al-Qur’an adalah asas. Sehingga wajib konstitusi berdasarkan pada syariah.”

Ahmad Maghrabi, imam shalat pada salah satu masjid di Tripoli mengatakan: “Negeri kami adalah negeri Islam. Sehingga konstitusi negeri kami harus mencerminkan keyakinan agama.” Ia menambahkan: “Ingat, yang melakukan revolusi adalah orang-orang kami sendirilah, bukan Barat.”

Sementara Ali Shabri, salah satu koordinator aksi mengatakan: “Selama Gaddafi berkuasa, syariah tidak pernah diterapkan secara resmi. Namun, kami menerapkannya di rumah-rumah kami.”

Ia menambahkan: “Di Libya, ada banyak orang yang tidak menikah meskipun usianya sudah tiga puluh dan empat puluh. Juga ada ribuan janda yang kehilangan suami mereka ketika melawan Gaddafi, dalam rangka memulai hidup baru.” Ia berharap masyarakat dapat mempraktekkan poligami yang dibolehkan Islam, namun dilarang oleh rezim Gaddafi.”

Selama pengumuman “pembebasan” Libya pada hari Ahad lalu di alun-alun yang sama, di Benghazi, tiga hari setelah terbunuhnya Gaddafi, Presiden Dewan Transisi Nasional Mustafa Abdul Jalil mengulang perkataan bahwa syariah Islam akan menjadi sumber utama konstitusi di Libya setelah tumbangnya rezim Gaddafi (islamtoday.net, 27/10/2011).

One comment

  1. permasalahan Libya, Syariah Islam Solusinya.. Allahu akbar..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*