Audiensi DPP MHTI ke Bapennas
HTI Press. Dalam rangka menyampaikan Catatan Kritis Hari Pangan Dunia 2011 “Food Prices – From Crisis To Stability”, delegasi Muslimah HTI beraudiensi ke Badan Perencanaan Pembangunan Nasional / Bapennas (26 Oktober 2011). Delegasi Muslimah HTI terdiri dari Jubir Muslimah HTI Iffah Ainur Rochmah, Rini Syafri, Rezkiana, Reta Fajriah Ahmar dan Eny Dwiningsih. Deputi bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, Dr.Ir. Rr. Endah Murniningtyas, M.Sc didampingi empat orang direktur, menerima dengan ramah kehadiran tim delegasi Muslimah HTI.
Muslimah HTI menyampaikan keprihatinan terhadap melonjaknya harga pangan dunia yang juga berpengaruh pada Indonesia dan menyebabkan kesulitan akses pangan bagi mayarakat. Adanya bursa komoditas memberikan peluang bagi spekulan melakukan transaksi spekulatif yang menyebabkan lonjakan harga pangan. Sektor non riil yang merupakan penyebab lonjakan harga pangan ini, dalam sistem ekonomi yang sedang berjalan sekarang (Kapitalisme) justru menjadi penopang utama perekonomian. Islamlah yang bisa mengatasi permasalahan lonjakan harga pangan ini, karena sistem ekonomi Islam meniadakan sektor non riil. Selain mengandung aktivitas ribawi yang diharamkan, sektor non riil terbukti melumpuhkan sektor rill itu sendiri.
Dr.Ir. Endah Murniningtyas menyatakan persetujuannya bahwa melonjaknya harga bukan masalah produksi, namun karena permaslaahan bursa komoditi dan spekulan dengan memberikan catatan bahwa untuk Indonesia, pangan pokok tidak masuk pasar berjangka seperti kopi, coklat, karet dan sawit. Beliau juga menyampaikan, meskipun produksi bukan menjadi masalah, tetapi secara dunia pertumbuhan produksi relative stagnan dan mengajak untuk membicarakan bagaimana langkah-langkah yang bisa kita lakukan bersama untuk mengatasi hal ini.
Delegasi menyampaikan bahwa faktor yang membuat sulit untuk berbuat adalah karena kita tidak mempunyai kedaulatan pangan. Bukti yang tidak bisa kita elakkan bahwa dengan kita terikat dengan komitmen internasional kita tidak bisa membuat keputusan yang baik untuk rakyat Indonesia. Indonesia kaya SDA, SDM namun yang kita rasakan negeri ini semakin nyata menuju failed nation. Melepaskan diri dari komitmen global adalah langkah awal mewujudkan kedaulatan pangan. Dan keberanian untuk mengambil sistem Islam yang utuh akan membawa negeri ini mempunyai kedaulatan penuh. Negara bisa mengambil ekonomi Islam yang menyerahkan pengelolaan SDA dikelola kepada negara. Dengan demikian negara bisa memberikan apa yang diperlukan rakyat untuk mengelola pertanian. Akan tercipta suasana kondusif dalam produksi pangan, Rakyat menanam untuk berproduksi, tanpa khawatir biaya kesehatan, pendidikan, kesehatan, karena dipenuhi oleh negara dengan mengandalkan pemasukan dari pengelolaan SDA. Negara bisa menjalankan politik pangan untuk menggairahkan produksi.
Dalam audiensi ini disepakati perlunya mendiskusikan secara lebih serius tentang politik pangan yang menggairahkan produksi. (Eny)