Surat kabar “Maariv” hari ini (3/11) melaporkan di situsnya bahwa pemerintah Zionis sedang melakukan kontak langsung dengan Turki untuk mengakhiri perselisihan mereka, dan memulai kembali hubungan secara normal.
Surat kabar itu mengatakan bahwa kontak ini dilakukan setelah entitas Zionis mengirim bantuan ke Turki untuk menghadapi dampak bencana gempa bumi yang melanda wilayah tenggara negara itu, dua minggu lalu. Perlu diperhatikan juga bahwa setelah keberhasilan Turki dalam menciptakan pembagian bersama antara Hamas dan entitas Zionis dalam kesepakatan pertukaran tahanan, maka team negosiasi Zionis “David Medan” pergi ke Ankara untuk membahas teks permintaan maaf Zionis.
Surat kabar itu menjelaskan bahwa Kantor Perdana Menteri Zionis membantah adanya kontak langsung. Namun ia menekankan bahwa telah ada kemajuan signifikan dan positif, yang menyebabkan dimulainya kembali kontak antara kedua negara tanpa mediator apapun, sebagaimana yang dikutip oleh Pusat Studi Zionisme “Akka”.
Pada bulan Mei 2010, entitas Zionis menyerang Armada Kebebasan (Freedom Flotilla) yang menuju ke Jalur Gaza, dipimpin oleh kapal Turki Mavi Marmara. Di mana tentara Zionis membunuh sembilan orang Turki, dan menyeret Armada Kebebasan (Freedom Flotilla) ke salah satu pelabuhan Zionis.
Akibat peristiwa itu, maka teganglah hubungan antara dua negara yang sebelumnya bersekutu. Bahkan ketegangan mencapai puncaknya setelah pemerintah Zionis menolak untuk meminta maaf atas kejahatannya. Sungguh, sikap keras kepala entitas Zionis itu telah mendorong pemerintah Turki untuk mengusir Duta Besar Zionis, serta membekukan semua perjanjian militer dan ekonomi antara kedua negara itu (islammemo.cc, 3/11/2011).