Perwakilan Daerah Papua: Freeport Rusak Sosial dan Lingkungan Papua

Tonny Tesar, Anggota DPD RI Provinsi Papua, ungkap bahwa Freeport mengeruk keuntungan yang sangat besar  dengan merusak sosial dan lingkungan di Papua.

Setiap tahunnya Freeport mengeksploitasi lebih dari 1 jutaan ton pada dasawarsa pertama hingga 3,4 juta ton (emas, tembaga, dan perak) pada 2010. Dari eksploitasi tersebut, perusahaan tambang Amerika itu mendapatkan keuntungan sebesar Rp 114 miliar per harinya.

“Jika dikali satu tahun, maka keuntungan bersih Freeport sebesar Rp 41,04 trilyun” ujarnya dalam seminar ‘Tegakkan Kedaulatan di Tambang Freeport; Bukan Sekedar Renegoisasi’, Kamis (17/11) di  Ruang Komite I DPD RI, Jakarta.

Ternyata penghasilan yang sangat besar itu tidak membuat rakyat Papua makmur. Buktinya tingkat kemiskinan di sekitar tambang Freeport mencapai 30 persen. “Bahkan di Mimika yang sangat dekat dengan kota tambang Freeport, tingkat kemiskinannya mencapai 35 persen!” ungkapnnya dalam seminar yang diselenggarakan Tonny Tesar dan Indonesian Resources Studies (Iress) tersebut.

Di samping itu, kehidupan sosial warga Mimika pun terbawa rusak dengan budaya seks bebas orang-orang Amerika di sana. “Akibatnya, Kota Mimika menjadi wilayah dengan potensi dan penderita HIV/AIDS tertinggi di Indonesia,” keluhnya di hadapan puluhan wartawan dan aktivis anti neoliberal yang hadir.

Limbah yang dihasilkan Freeport pun merusak lingkungan. “DAS Sungai Ajkwa di sekitar Freeport seluas 128 km persegi rusak parah dan terus meluas hingga 230 km persegi” ungkapnya. Kerusakan itu akibat limbah air asam tambang dalam jumlah besar.

Kerusakan lingkungan lainnya, per Juli 2005, lubang tambang Ertsberg mencapai diameter 2,4 km pada daerah seluas 499 hektar dengan kedalaman 800 meter. Per Juli 2005, lubang tambang Ertsberg mencapai diameter 2,4 kilometer pada daerah seluas 499 hektar dengan kedalaman 800 meter.

Tonny pun menyebutkan dalam sepuluh tahun terakhir, limbah tailing (pasir halus yang kandungan mineralnya sudah diambil) Freeport mencapai 220.000 ton/hari.[] joko prasetyo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*