Amerika Serikat (AS) akan memantau perkembangan gejolak di Papua melalui penempatan pasukan di darwin dan wilayah selatan pada 2012. Hal ini dianggap sebagai peningkatan kerjasama militer AS-Australia.
Ketua Komisi I, Mahfudz Sidik, menyatakan Indonesia perlu waspada dan mengambil sikap demi tetap mempertahankan otoritasnya dan kedaulatan. Ia menekankan jangan sampai ada pihak lain yang mencampuri urusan internal Indonesia, termasuk Amerika.
Mahfudz memprediksi, spekulasi AS mengambil ancang-ancang dalam situasi wilayah timur Indonesia, khususnya Papua dan kepentingan pengamanan freeport, bisa terjadi. Bila Indonesia dinilai tidak lagi mampu mempertahankan wilayah tersebut, maka muncul pandangan perlu campur-tangan pihak asing.
Soal penempatan marinir AS di Darwin, Marzuki menilai, langkah itu tidak tepat bila dimaksudkan untuk membantu pengamanan Papua. Masalah Papua, ujarnya, adalah problem internal yang masih bisa ditangani pihak Indonesia. Selain itu, ia menganggap, kawasan ASEAN dan perairan Australia relatif aman.
Kalaupun ada aksi kejahatan, imbuhnya, tidak sampai mengganggu stabilitas suatu negara. “Masalah yang sering jadi perhatian Australia adalah lalu lintas imigran gelap dari Afghanistan dan pelanggaran batas laut oleh nelayan tradisionil,” jelasnya. Mahfudz menyatakan kejahatan seperti itu tidak perlu sampai ditangani AS. (republika.co.id, 21/11/2011)
Wahai orang2 papua, janganlah mudah terprovokasi oleh AS. AS ibaratkan SENGKUNI
Sudah seharunya Freeport di kelolah oleh anak bangsa RI ini bukan di kasih ke Bangsa Asing / Penjajah Ekonmi Rakyat yg menyengsarakan rakyat, pejabat maaah enak terima bagiannya…tanpa memikirkan masa depan bangsa ini yg semakin hari semakin susah.