Tim monitoring Papua dan Papua Barat yang dipimpin Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso bertemu dengan pemerintah. DPR mengorek informasi isu-isu terkini Papua ke pemerintah.
“Terkait penembakan misterius yang marak terjadi di Papua, apakah betul itu dilakukan oleh orang yang terlatih?” tanya Priyo saat rapat dengan pemerintah di gedung Nusantara, DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (25/11/2011).
Tak hanya penembakan misterius yang kerap terjadi di Papua, Priyo juga menyinggung soal Ruko di Amsterdam, Belanda yang memasang atribut Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Priyo juga menyinggung apakah pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Darwin akan berpengaruh terhadap Papua.
“Apakah dari pemerintah sudah mendapatkan informasi soal Ruko di Belanda yang memasang atribut OPM karena kami di DPR baru dapat informasi dari media,” terang politisi Golkar ini.
“Lalu soal pangkalan militer AS, apakah itu ada kaitannya dengan Papua?” tanya Priyo.
Dari pihak pemerintah hadir Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin, Kapolri Jenderal Timur Pradopo, Panglima TNI Agus Suhartono dan anggota DPR dan DPD dari Papua dan Papua Barat.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah atribut mengenai OPM beredar di sebuah etalase toko di Amsterdam, Belanda. Tidak hanya atribut, toko ini pun menampung donasi dari berbagai pihak untuk mendukung kegiatan OPM di luar negeri.
Cerita ini disampaikan staf khusus Gubernur Sulut Bidang Investasi, Jackson Kumaat yang kebetulan tengah berada di Negeri Kincir Angin tersebut. Jackson menceritakan, atribut-atribut yang ia lihat ini berada di sebuah bangunan ruko beralamat di Filiaal 0024 Kalverstraat 71 Amsterdam Belanda.
“Bagi sebagian besar warga Belanda yang tinggal di Belanda, kebebasan berekspresi dan pluralisme merupakan sikap yang dijunjung. Tapi bagi saya, pemasangan bendera OPM di sebuah bangunan ruko di Filiaal 0024 Kalverstraat 71 Amsterdam Belanda ini, merupakan ‘sinyal bahaya’ dalam menjaga keutuhan NKRI,” ujar Jackson dalam surat elektroniknya ke detikcom, Senin (21/11/2011).
Di toko itu, Jackson melihat berbagai atribut Papua Merdeka. Mulai dari bendera, spanduk, poster, cindera mata dan foto-foto yang mengisahkan perjalanan menuju kemerdekaan Papua.
Toko tersebut, jelas Jackson, mirip sebuah kantor LSM. Bukan hanya menampilkan atribut-atribut OPM, ruko ini juga menerima donasi atau sumbangan bagi kegiatan lobi Papua Merdeka di luar negeri, khususnya di Belanda. (detiknews.com, 25/11/2011)
Pemerintah pusat hampir dipastikan akan berkata belum tahu soal ini, coba kita selidiki dulu. Itu yang akan muncul dan tidak akan bertindak proporsional.
Jangankan untuk bertindak untuk ngomong saja kagak berani terhadap itu OPM…., paling2 hanya kita pantau saja.
missionaris nasrani yg jelas2 mengancam NKRI d biarin, kalo org Musli bicara Syari’ah langsng d cap teroris,disinterasi bangsa, mengancam NKRI, dsb