Partai Islam Maroko Berjanji Tidak Akan Bentuk Negara Agama

Kemenangan partai Islam, Partai Keadilan dan Pembangunan dalam pemilu legislatif pertama Maroko setelah konstitusi baru cukup diharapkan, namun perayaan kegembiraan di markas partai dan seluruh negeri masih menunjukkan elemen kejutan bagi para Islamis, dan pengamat mengatakan kubu Islamis tidak akan pernah bermimpi mencapai kemuliaan tersebut dengan memenangkan pemilu Maroko.

Dalam sebuah wawancara Al-Arabiya dengan pimpinan Partai Keadilan dan Pembangunan Maroko, Abdullah bin Kiran, bin Kiran menegaskan bahwa kemenangan pemilu hanyalah perjuangan kecil, dan sekarang saatnya bagi perjuangan yang lebih besar untuk membuktikan bahwa Islam mampu memerintah.

“Partai Keadilan dan Pembangunan akan bekerja untuk apa yang terbaik bagi Maroko dan akan melakukannya dengan cara yang membuat partai menjadi panutan di dunia Arab dan Muslim,” jawabnya dengan yakin.

Kekhawatiran terbesar, bin Kiran mengatakan adalah bagaimana Islamis akan mampu menjalankan negara tanpa berfokus pada mengatasi emosi rakyat.

“Namun, pemerintah baru akan diberikan kekuasaan lebih dan kami akan memerintah sebagai partai politik dan bukan sebagai partai religius. Agama milik masjid dan kami tidak akan ikut campur dalam kehidupan pribadi warga.”

Bin Kiran membantah bahwa partainya akan memaksakan jilbab pada perempuan Maroko.

“Jika kami ingin gagal kami akan memaksakan jilbab. Kami tidak akan mencampuri pilihan rakyat dan bukan dengan cara memaksakan perempuan memakai jilbab jika kami ingin berhasil. ”

Ketika ditanya apakah pemilihan parlemen Maroko terhindar dari risiko yang mungkin menjadi sebuah revolusi yang menggulingkan monarki, bin Kiran mengatakan bahwa struktur Maroko berbeda dalam arti bahwa baik monarki dan pemerintah terpilih dapat bekerja sama untuk menjaga stabilitas.

“Raja adalah kepala negara. Bagaimana kepala pemerintah akan bekerja dengan raja adalah hal yang paling penting. Hal ini mungkin tampak bermasalah, tetapi saya optimis. ”

Bin Kiran membantah asumsi bahwa kebangkitan Islam pasca pemberontakan di wilayah tersebut merupakan indikasi dari sebuah pengembalian dari negara ke agama.

“Negara agama telah pergi sejak lama dan tidak pernah akan kembali.”

Mengenai pembentukan pemerintah, bin Kiran mengatakan bahwa Partai Keadilan dan Pembangunan akan membentuk koalisi dengan beberapa partai. (eramuslim.com, 28/11/2011)

Komentar Politik :
Setelah Tunisia, Marako, kemudian Mesir, semua terjebak pada demokrasi tawaran Barat yang tidak akan menyelesaikan masalah di Timur Tengah, sebab problem utama di Timur Tengah akibat tidak diterapkannya syariah Islam oleh negara Khilafah, Insya Allah umat pada akhirnya akan kembali kepada kebenaran hakiki yang bersumber dari Allah SWT berupa syariah Islam yang diterapkan oleh Khilafah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*