Mengapa Takut Pada Kelompok Islamis?

Tampaknya Islam politik akan mengambil kendali kekuasaan di Mesir pada periode mendatang. Sebab, dengan kemenangan dua partai, yaitu Partai Kebebasan dan Keadilan (Ikhwanul Muslimin)  dan An-Nur (Salafi), maka Islam politik sebagai kekuatan mayoritas di parlemen hampir pasti sekarang setelah selesainya pemilu tahap pertama, di mana Partai Kebebasan dan Keadilan meraih 40% suara, sementara An-Nur mendapatkan 25% suara.

Sedang partai-partai liberal tidak mendapatkan suara lebih dari 15%, juga tidak satupun dari mereka menang kecuali Amr Hamzawy di wilayah Heliopolis. Ia berhasil mengalahkan pesaingnya dari Ikhwanul Muslimin dengan suara manyoritas, karena rasa takut yang sangat telah menghantui para pemilih konstituennya terhadap kekuasaan kelompok Islamis. Sebab kebanyakan rakyat Msir di wilayah itu menyakini bahwa ketika kekuasaan dikendalikan oleh Ikhwanul Muslimin, maka itulah saat akhir negara sipil di Mesir.

Namun yang aneh dalam hal ini, adalah bahwa semua meramalkan cara pemerintahan Ikhwanul Muslimin dalam mengatur negara, sebelum hingga berakhirnya pemilihan parlemen itu sendiri. Dan mereka memperlihatkan ketakutan dan khawatirannya sebelum mereka masuk ke ruang parlemen. Bahkan kami dapati para analis politik muncul setiap hari pada saluran televisi satelit untuk berbicara tentang apa yang akan dilakukan Ikhwanul Muslimin dan Salafi setelah mereka mengambil kendali semua urusan, dan mereka meramalkan keburukan akan terus menyelimuti rakyat Mesir, sehingga hal ini seolah-olah Ikhwanul Muslimin adalah musuh bebuyutan yang datang untuk mengatur negara.

Sementara rezim presiden yang digulingkan, yang terus memerintah Mesir selama 30 tahun, yang telah melakukan berbagai jenis korupsi, pencurian dan penjarahan, bahkan pengkhianatan, dan menjual gas ke Israel, sungguh itulah musuh utama bagi Mesir. Rezim itu telah mencuri uang dari rakyat Mesir selama bertahun-tahun, namun tidak ada satupun analis yang berbicara lantang seperti yang terjadi hari ini, setelah Ikhwanul Muslimin dan kaum Muslim menang denganan suara mayoritas dalam pemilu tahap pertama.

Akan tetapi logika mengatakan bahwa yang benar harus menunggu sampai dimulai parlemen dan menjalankan tugasnya, agar kita dapat menilainya dengan benar bagaimana kelompok Islamis bermain di panggung politik, daripada kita terus menerus meramalkan akan terjadinya hal-hal terburuk, yang seolah-olah kita akan hidup di neraka ketika kelompok Islamis berkuasa (moheet.com, 6/12/2011).

One comment

  1. Nah itulah demokrasi. Kalau yang menang sekuler ok.. oke saja, tapi kalau islam yang menang ada saja alasan ketidaksenangan. Ya ternyata demokrasi itu munafik dan menjijikan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*